jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI Michael Wattimena baru-baru ini melakukan trik jitu dalam rangka mengupayakan kemajuan pembangunan di daerah kepulauan termasuk Maluku daerah asalnya.
Michael yang sering disapa BMW memanfaatkan rapat kerja perdananya dengan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti di Komisi IV DPR RI menyerahkan buku karyanya berjudul "Meretes Ketertinggalan Daerah Kepulauan” pada hari Jumat (20/10).
BACA JUGA: Pejabat Ditangkap KPK, Zulkifli Dorong Pembenahan Sistem
BMW memang sebelumnya duduk sebagai Wakil Ketua Komisi V DPR RI itu rapat bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Kamis 19 Oktober kemarin membagikan bukunya kepada jajaran di Kementrian Kelautan dan Perikanan termasuk kepada Menteri Susi.
Menurut Michael, buku yang terbit pada September 2014 lalu merupakan hasil karyanya dalam rangka akhir masa pengabdiannya pada periode pertama di DPR RI tahun 2009-2014.
BACA JUGA: Menteri Susi Tamu Kehormatan Acara KRI Bumi Suci di Italia
Politikus Partai Demokrat dari Dapil Papua Barat ini menuturkan dalam bukunya terdapat beberapa tokoh yang memberikan sambutan antara lain Menteri Pekerjaan Umum waktu itu, Djoko Kirmanto, Menteri Perhubungan E.E Mangindaan dan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal DR. Helmy Faisal. Selain itu, ada juga sambutan dari Wakil Menteri Perindustrian Prof DR Alex Retraubun MSc yang juga putra Maluku.
Michael menyetir sambutan Prof Retrubun yang mengakui bahwa buku dengan judul Meretas Ketertinggalan Daerah Kepulauan itu merupakan bagian dari ikhtiar, refleksi bahkan pergumulan terhadap realitas ketertinggalan daerah kepulauan dalam kawasan timur Indonesia.
BACA JUGA: Banyak Alasan Biaya Top Up e-Money Perlu Ditinjau Ulang
“Pak Alex yang juga mantan Dirjen Kelautan, Pesisi dan Pulau-Pulau Kecil bahkan mengatakan bahwa buku saya bisa diibaratkan sebagai Kitab Suci daerah kepulauan,”' ujarnya.
Yang menarik, menurut pak Alex, kata Michael, isu kepulauan selama ini menjadi konsern dari akademisi dan birokrasi, tetapi seorang politisi seperti BMW bisa menuangkannya dalam sebuah buku yang layak di baca.
“'Ini buku perdana saya. Dalam penulisanya memang melawati berbagai tantangan namun bisa sampai ke tangan pembaca saat itu,'' ujarnya.
Nah, lanjutnya, dirinya merasa perlu untuk memberikan buku tersebut kepada Menteri Susi dengan harapan bisa menjadi referensi atau rujukan dalam pengambilan kebijakan di Kementrian Kelautan dan Perikanan pada dua tahun sisa kabinet kerja ini.
''Tidak ada motif apapun dalam penyerahan bukut itu. Karena memang buku ini ditulis berdasarkan perjalanan saja di Senayan selama tahun 2009-2014. Ini bentuk kepedilian saya sebagai wakil rakyat dan juga salah satu anak pulau,'' ujarnya.
BMW lalu mengisahkan sedikit tentang apa yang dituliskannya dalam buku itu. Buku ini, kata dia, berisikan berbagai kebijakan secara nasional yang banyak berorientasi pada daerah kontinental, sementara daerah kepulauan terkesan tidak dapat perhatian.
“Padahal Indonesia adalah negara kepulauan yang telah diperjuangkan oleh Djuanda Kartawijawa pada tahun 1957 melalui deklarasi Djuanda dan diakui oleh dunia Internasional,'' urainya.
Ia menambahkan, pengakuan dunia internasional bahwa Indonesia adalah negara kepulauan itu lewat PBB pada tahun 1982 dalam konferensi UNCLOS. Bahkan telah Ditetapkan dalam confensi hukum laut PBB serta telah diratifikasi lewat undang-undang kita. ''Bayangkan saja, dunia internasional saja sudah mengakui negara kita adalah negara kepulauan, sementara kita sndiri tidak menerapkannya dalam kebijakan pembangunan,'' ketus dia.
Ia lalu mencontohkan dana alokasi DAU hanya berdasarkan luas daratan dan jumlah penduduk. ‘
“Lihat, Kepri, luas daratannya hanya 5 persen sementara Maluku, 7,6 persen. Alokasi DAU kita sangat kecil, padahal kita punya wilayah yang sangat luas,'' tegas dia.
Karena itu, lanjut dia, perlu adanya afirmatif policy terhadap kekurangan yang ada pada daerah-daerah kepulauan selama ini.
Menyoal apa respons menteri Susi terkait penyerahan buku itu, BMW katakan, menteri yang spektakuler itu sangat senang sekali.
''Saya berharap buku saya itu bisa menjadi bagian dari referensi dalam menyusun kebijakan-kebijakan di kementrian pada dua tahun sisa dalam kabinet,'' ujar Michael Wattimena.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Thailand Impor 250 Ton Cumi dari Babel
Redaktur & Reporter : Friederich