jpnn.com, SAN FRANCISCO - Microsoft dipastikan bakal menggarap sistem cloud computing alias komputasi awan bertajuk Joint Enterprise Defense Infrastructure (JEDI) untuk Pentagon. Perusahaan Bill Gates itu mengalahkan raksasa-raksasa teknologi lainnya seperti Amazon, Oracle dan IBM untuk kontrak senilai USD 10 miliar (Rp 140,3 triliun) tersebut.
Diberitakan AP, Jumat (25/10), JEDI merupakan upaya Departemen Pertahanan Amerika Serikat memperbarui sistem informasi militer Paman Sam. Sistem komputasi ini diharapkan mampu menyimpan dan memproses data rahasia dalam jumlah sangat besar, sehingga militer AS dapat menggunakan kecerdasan buatan untuk mengakselerasi perencanaan perang dan kemampuan tempurnya.
BACA JUGA: Kemnaker â AWS Kerja Sama Pelatihan Cloud Computing Bagi 400 Instruktur BLK
Proyek raksasa ini sempat menuai kontroversi lantaran beredar spekulasi bahwa Amazon sejak awal sudah diatur untuk jadi satu-satunya peserta tender. IBM dan Oracle pun mengungkapkan ketidakpuasan terhadap proses lelang.
Presiden Donald Trump, yang telah lama berseteru dengan bos Amazon Jeff Bezoz, ikut berkomentar pada Juli lalu. Dia mengatakan, Gedung Putih akan mengawasi ketat proses lelang.
BACA JUGA: Sewa Murah, INI Cloud Tawarkan Keamanan Data Perusahaan
Keberhasilan ini menjadi kemenangan besar bagi Microsoft dalam upaya menggeser Amazon dari puncak pasar komputasi awan. Sementara itu, pihak Amazon mengaku kaget dengan keputusan Pentagon tersebut.
Untuk diketahui, Amazon Web Service saat ini menguasai 48 persen pasar komputasi awan. Sementara Azure milik Microsoft berada di posisi kedua dengan 16 persen.
BACA JUGA: Cloud Computing Kunci Indonesia Kuasai Ekonomi Digital ASEAN
"AWS jelas merupakan pemimpin di sektor komputasi awan, dan penilaian detail yang murni berdasarkan perbandingan penawaran akan menghasilkan hasil yang berbeda," ujar juru bicara Amazon, Drew Harper. (AP/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil