"Dan tidak hanya menjadikan KTT ASEAN ke-18 sebagai pertemuan semu belaka dan arisan rutin kepala negara, tanpa hasil signifikan," ujar analis kebijakan Migrant Care, Wahyu Susilo, dalam diskusi bertajuk 'Manfaat dan Mudharat KTT ASEAN', di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (7/6).
Pasalnya menurut Wahyu, menjelang penyelenggaraan KTT ASEAN kali ini, terasa bahwa pemerintah lebih banyak berperan sebagai event organizer, ketimbang menyiapkan agenda substantif yang menyangkut kepentingan Indonesia"Pemerintah juga enggan melibatkan masyarakat sipil secara signifikan dalam merumuskan agenda dan kepentingan Indonesia," ujarnya.
Wahyu menjelaskan, bahwa fakta menunjukkan jika ASEAN merupakan entity dari masyarakat buruh migran
BACA JUGA: Pemerintah Diminta Infokan Juga Manfaat Tanaman Ganja
Padahal, menurut Wahyu pula, kemakmuran negara-negara anggota ASEAN justru banyak disumbang dari proses migrasi buruh migran.Selain itu, lanjut Wahyu, persoalan krusial, baik itu menyangkut aspek ekonomi, politik dan keamanan yang terkait dengan buruh migran, sangat mempengaruhi dinamika politik ASEAN
"Meski Deklarasi Cebu tentang Pemajuan dan Perlindungan Hak Buruh Migran telah ditandatangani pada 2007 oleh seluruh kepala negara ASEAN, namun tidak ada komitmen politik untuk meningkatkanya menjadi instrumen perlindungan buruh migran," tandasnya memberikan kritik
BACA JUGA: Puncak KTT ASEAN, Pengamanan Super-Ketat
BACA JUGA: KPK Tak Takut Hajar Partai Biru
(kyd/jpnn)BACA ARTIKEL LAINNYA... Pansel KPK Terbentuk Bulan Ini
Redaktur : Tim Redaksi