Migrasi Pengemudi Grab Bakal Terus Terjadi?

Kamis, 29 November 2018 – 20:51 WIB
Driver ojek online. Foto: Radar Bogor

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat kebijakan publik Universitas Indonesia Harryadin Mahardhika menilai migrasi massal yang dilakukan pengemudi Grab Indonesia ke Go-Jek, diprediksi akan terus terjadi.

Hijrah ini terjadi akibat skema kemitraan Grab yang buruk, yaitu mencakup bagi hasil antara mitra dengan aplikator, algoritma penarifan, serta jaminan keselamatan dan kesejahteraan bagi para pengemudinya.

BACA JUGA: Fahri: Pemerintah Harus Tata Sistem Transportasi Online

"Migrasi ini jadi bukti kalau kondisi kemitraan di Grab lebih buruk. Selama itu tidak berubah, migrasi akan terus terjadi," kata Harryadin di Jakarta, Kamis (29/11).

Harryadi melihat hal ini wajar terjadi, bercermin pada kondisi Grab yang menerapkan tarif terlalu rendah dan banjir promo, sehingga mengorbankan pendapatan pengemudi.

BACA JUGA: Unjuk Rasa di Kantor Go-Jek Sempat Ricuh, Jaket Dibakar

"Grab di Indonesia terlalu berambisi mengejar valuasi dan market share, tapi kondisi kemitraan antar pengemudinya dibiarkan payah," tutur dia.

Harryadin melihat kondisi ini juga bisa dilihat dari antusiasme pengemudi lokal Singapura bergabung ke Go-Jek yang hari ini resmi masuk pasar Singapura.

BACA JUGA: Kemenhub Berikan Teguran kepada Grab

Banyaknya pengemudi yang siap migrasi ke Go-Jek, menguatkan pandangan bahwa skema kemitraan di Grab tidak menarik dan tidak menguntungkan pengemudinya.

Fleksibilitas manajemen dalam menerima aspirasi pengemudi juga jadi faktor yang membuat Go-Jek terlihat lebih menarik. Bagaimana Go-Jek bisa merawat hubungan dengan mitranya, juga jadi pembeda yang masuk dalam pertimbangan para pengemudi.

Harryadin melihat Go-Jek juga perlu menerima migrasi dari pengemudi ini sebagai bukti keunggulan model bisnisnya. Namun, secara hitungan ideal pengemudi, Go-Jek juga perlu hati-hati supaya tidak mengurangi pendapatan mitra yang sudah ada.

"Perlu diterima secara bertahap dan memanfaatkan ekspansi Go-Jek ke kota-kota lain. Screening kualitas mitra juga tidak boleh jadi longgar," tandas Harryadin.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jualan Lesu, Hyundai Cari Usaha Sampingan ke Grab


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler