Milisi Kurdi Bantah Tudingan Rezim Erdogan soal Ledakan di Istanbul, Siapa Berbohong?

Selasa, 15 November 2022 – 04:19 WIB
Warga Istanbul meletakkan bunga tanda duka untuk korban serangan bom di Istiklal Avenue. Foto: Yasin AKGUL / AFP

jpnn.com, ANKARA - Partai Pekerja Kurdistan (PKK), kelompok Kurdi yang disalahkan atas ledakan maut di Istanbul, membantah tudingan rezim Recep Tayyip Erdogan tersebut.

Sejauh ini tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan enam orang dan melukai 81 lainnya pada Minggu (13/11) itu.

BACA JUGA: Menhan Israel Temui Presiden Erdogan, Turki Akrab Lagi dengan Negeri Yahudi

Namun, pada Senin (14/11), Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengatakan PKK dan milisi YPG Kurdi Suriah adalah pihak yang harus bertanggung jawab.

Dalam pernyataan di situsnya, PKK membantah terlibat dan mengatakan tidak akan menyerang warga sipil.

BACA JUGA: Ledakan Mematikan Guncang Turki Menjelang Erdogan Berangkat ke Bali

Sementara Komandan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) Mazloum Abdi membantah keterlibatan pihaknya melalui sebuah unggahan di Twitter.

Polisi menyebut tersangka pengebom sebagai Ahlam Albashir, seorang warga negara Suriah, yang ditahan dalam penggerebekan semalam.

BACA JUGA: Erdogan Dijadwalkan Tiba di Bali Hari Ini, Bawa Agenda Khusus saat Bertemu Jokowi

Menurut polisi, Albashir mengatakan selama interogasi bahwa dia dilatih oleh militan Kurdi dan memasuki Turki melalui Afrin, kota Suriah utara lainnya.

Laporan berita televisi sebelumnya menunjukkan gambar seseorang, yang tampaknya seorang wanita, meninggalkan paket di bawah hamparan bunga di tengah jalan sebelum serangan.

Seorang pejabat Turki mengatakan kemungkinan ISIS bertanggung jawab atas serangan itu "tidak sepenuhnya diabaikan."

Serangan itu memicu kekhawatiran bahwa lebih banyak insiden seperti itu dapat terjadi menjelang pemilihan yang ditetapkan pada Juni 2023, yang menurut jajak pendapat menunjukkan Presiden Tayyip Erdogan bisa kalah setelah dua dekade berkuasa.

Istanbul pernah diserang oleh militan Kurdi, Islamis dan sayap kiri di masa lalu. Gelombang pemboman dan serangan lainnya dimulai secara nasional ketika gencatan senjata antara Ankara dan PKK gagal pada pertengahan 2015, menjelang pemilihan pada November tahun itu. (reuters/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler