jpnn.com - Petugas Penjaga Pantai China (CCG) pada Senin memblokir, menaiki, dan menggeledah kapal Filipina yang masuk ke perairan dekat Ren'ai, terumbu karang yang tenggelam di Kepulauan Spratly, Laut China Selatan, lapor media pemerintah.
Kapal tersebut kemudian “diusir secara paksa” dari lokasi sengketa di mana kapal tersebut “berusaha mengirim material ke kapal perangnya yang berlabuh secara ilegal,” kata CCG.
BACA JUGA: Kapal Filipina dan China Bertabrakan di LCS, Amerika Ikut Campur
Sebelumnya pada Senin, CCG mengatakan kapal Filipina "menerobos" ke perairan dekat Ren'ai pada pukul 05.59 pagi waktu China (04.59 WIB). Tindakan tersebut menyebabkan tabrakan ringan, yang mana menjadi tanggung jawab Filipina," sebut CCG.
Ini pertama kalinya sejak CCG menerapkan aturan baru mengenai keterlibatan di laut luas yang disengketakan pada Sabtu dan menjadi eskalasi terbaru antara Beijing dengan Manila.
BACA JUGA: Filipina Perjuangkan Perpanjangan Landas Kontinen di Laut China Selatan
Berdasarkan pedoman baru, China dapat menahan mereka yang diduga melakukan pelanggaran hingga 60 hari.
CCG mengatakan kapal Filipina mengabaikan peringatan keras berulang kali dari pihak China dan secara sengaja dan membahayakan mendekati kapal-kapal China yang berlayar dengan normal di perairan Ren'ai Jiao yang berdekatan.
BACA JUGA: Ungkap Pabrik Pembuatan Ekstasi di Medan, Bareskrim Polri: Bahan Baku dari China
Kapal Filipina itu sedang menjalankan misi pasokan ke kapal perang era Perang Dunia II BRP Sierra Madre, yang berlabuh di perairan dangkal yang diklaim oleh Beijing dan Manila.
Sementara Beijing menuduh Manila “melanggar” Peraturan Internasional untuk Pencegahan Tabrakan di Laut, Manila menyebut klaim China “menipu dan menyesatkan.”
Manila mengecam tindakan Beijing dan menuduh Angkatan Laut China, CCG, dan Milisi Maritim China “mengganggu” kapal pasokannya melalui “tindakan ilegal dan agresif.”
“Kapal-kapal China melakukan manuver berbahaya, termasuk menabrak dan menarik,” kata Satuan Tugas Nasional Filipina yang menangani masalah maritim di laut yang disengketakan tersebut.
Kedua negara bertetangga maritim ini memiliki klaim yang bertentangan atas Second Thomas Shoal yang juga dikenal sebagai Ayungin Shoal, Bai Co May dan Ren’ai Jiao, yaitu terumbu karang bawah air di Kepulauan Spratly di Laut China Selatan.
Kapal-kapal dari China dan Filipina juga telah bertabrakan beberapa kali dalam beberapa waktu terakhir, termasuk ketika Manila mengirimkan pasokan ke kapal perang berkarat era Perang Dunia II BRP Sierra Madre, yang Beijing ingin Filipina singkirkan.
AS dan sekutunya mendukung Manila atas klaimnya terhadap Beijing. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif