jpnn.com, MINDANAO - Filipina mengklaim telah merebut basis pertahanan Maute, kelompok militan yang selama ini dicap sebagai pemberontak dan terkait dengan ISIS, di Mindanao, Senin (24/4) kemarin.
Sekitar 36 gerilyawan tewas usai militer Filipina selama tiga hari menyerang dari udara dan darat. "Kami merebut basis utama mereka," kata salah seorang komandan divisi militer Filipina, Brigjen Roland Bautista kepada Reuters.
BACA JUGA: Pria Muda Ini Dikira Pengikut ISIS, Ternyata...
Pasukan Filipina menggunakan tembakan artileri dan dari udara untuk menyerang dan kemudian masuk ke basis yang disebut dihuni sekitar 150 anggota Maute. Dari pihak Filipina, tak ada korban jiwa, hanya tiga tentara terluka.
Bautista mengungkap dugaan bahwa kelompok militan ini telah banyak merekrut anggota dari negara tetangga, Indonesia dan Malaysia. Hal itu didasari temuan paspor Indonesia bersama senjata dan bahan peledak di basis tersebut.
BACA JUGA: Perangi Radikalisme, Fatayat NU Siapkan 1.000 Dai Wanita
Kelompok ini telah dituduh melakukan sejumlah serangan bom, termasuk salah satu di kampung halaman Presiden Rodrigo Duterte di Davao City, September lalu, yang menewaskan 14 orang.
"Militan yang masih hidup setelah serangan terpisah menjadi kelompok-kelompok kecil, melarikan diri," ujar Bautista. (adk/jpnn)
BACA JUGA: Darurat Tiga Bulan setelah Dua Gereja Diserang
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kronologi Politikus PKS Ditangkap di Bandara
Redaktur & Reporter : Adek