jpnn.com - KAIRO - Keberadaan organisasi Ikhwanul Muslimin di Mesir semakin terancam. Pasalnya, saat ini pemerintah Mesir yang didukung Militer itu tengah mengkaji usulan pembubaran organisasi islam tersebut.
Perdana Menteri Mesir, Hazem el-Beblawi mengatakan bahwa pertumpahan darah yang sekarang terjadi di negaranya merupakan ulah Ikhwanul Muslimin. Oleh karenanya organisasi pendukung mantan Presiden Mursi tersebut tidak bisa dibiarkan terus hidup di Mesir.
BACA JUGA: Pelaku Kriminal Jadi Pahlawan
"Tidak akan pernah ada rekonsiliasi dengan mereka yang tangannya telah dinodai darah dan menodongkan senjatanya kepada negara dan institusinya," kata Beblawi seperti dilansir dari kantor berita Reuteurs, Minggu (18/8).
Jika kebijakan ini benar-benar diterapkan maka para anggota Ikhwanul Muslimin di seantero Mesir terancam diganjar hukuman pidana. Pemerintah pun berhak untuk menyita seluruh aset mereka.
BACA JUGA: Menanti Hasil Rintisan Damai Israel-Palestina
Saat ini ribuan anggota Ikhwanul Muslimin berada dalam tahanan pemerintah. Sebanyak 250 orang di antaranya juga menghadapi ancaman pidana pembunuhan, percobaan pembunuhan dan terorisme.
Penasehat Presiden Bidang Politik, Mostafa Hegazy mengatakan bahwa anggota Ikhwanul Muslimin sebenarnya bertanggung jawab atas berbagai tindakan kriminal. Diantaranya, penyerbuan markas dan pembunuhan aparat kepolisian serta pembakaran gereja. Namun, lanjutnya, selama ini aksi mereka luput dari perhatian media Internasional.
BACA JUGA: Militer Mesir Tembaki Masjid Tempat Berlindung Demonstran
"Masyarakat Mesir merasa sakit hati atas pemberitaan yang ada selama ini," ujarnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Pemimpin Ikhwanul Muslimin Mati Tertembak
Redaktur : Tim Redaksi