jpnn.com - KONDISI keamanan di Thailand setelah pemerintahan dikudeta militer tak kunjung membaik. Bahkan, gerakan masyarakat antikudeta semakin marak. Sejak Jumat (24/4) lalu mereka mulai turun ke jalanan di Bangkok untuk menyatakan perlawan terhadap langkah yang diambil militer.
Ternyata pihak militer tak tinggal diam menanggapi gertakan itu. Panglima Militer Thailand Jenderal Prayut Chan-O-Cha bahkan balik mengancam akan mengintensifkan penegakan hukum terhadap kelompok antikudeta yang berdemo di jalanan. "Jika demonstrasi terus berlanjut, saya akan mengintensifkan penegakan hukum. Pengunjuk rasa yang melanggar UU Darurat Militer akan kami seret ke pengadilan militer," kata Prayut seperti dilansir AFP.
BACA JUGA: Elliot Rodger Menyerang Karena Patah Hati
Dia mengaku pihaknya sudah mendapatkan dukungan kerajaan untuk memerintah Thailand. Nah, apabila situasi di Thailand terus berangsur membaik, pihaknya akan bertindak lebih longgar.
Saat ditanya wartawan sampai kapan militer akan berkuasa, Prayut mengaku militer mengambil alih kontrol pemerintahan hingga situasi di Thailand benar-benar kondusif. Dia pun tak menjawab pertanyaan yang menyinggung dirinya akan menjadi perdana menteri.
BACA JUGA: Keluarga Rodger Siap Bertanggung Jawab
Sejak kudeta, militer mulai membatasi kebebasan media dan melarang perkumpulan politik lebih dari lima orang.
Seperti diketahui, gelombang antikoudeta terus mengalir. Pengunjuk rasa antikudeta menggelar beberapa demonstrasi di kota Bangkok sejak Jumat (24/5) lalu. Jumlah mereka semakin membengkak, sekitar seribu pengunjuk rasa pada Minggu (25/5) dan memadati jantung kota Bangkok. (mas/jpnn)
BACA JUGA: Exit Poll Pilpres Ukraina, Raja Coklat Unggul 56 Persen
BACA ARTIKEL LAINNYA... Militer Bebaskan Eks PM Yingluck
Redaktur : Tim Redaksi