Militer Thailand Dukung Pemilu Dipercepat

Rabu, 14 April 2010 – 09:01 WIB
BANGKOK - Ada sinyal bahwa krisis politik di Thailand terselesaikan dalam waktu dekatPanglima militer Thailand Jenderal Anupong Paojinda secara tegas mendukung pelaksanaan pemilu lebih cepat untuk mengakhiri gejolak dan krisis politik di Negeri Gajah Putih tersebut.
 
Pernyataan itu dilontarkan Anupong setelah unjuk rasa dan bentrok berdarah Sabtu lalu (10/4)

BACA JUGA: Majalah Porno untuk Orang Buta

Militer Thailand menembakkan peluru karet dan gas air mata saat membubarkan demonstran
Karena pengunjuk rasa antipemerintah "mayoritas mengenakan kaus merah" melawan, terjadi bentrok

BACA JUGA: Australia Hentikan Proses Klaim Pencari Suaka

Sedikitnya, 21 orang tewas (empat militer dan 17 warga sipil) serta 874 lainnya luka-luka.
 
Anupong menegaskan bahwa dirinya tidak mau menggunakan kekuatan militer untuk memecahkan kebuntuan antara demonstran dan pemerintah
"Kita harus kembali ke solusi politik untuk menyelesaikan masalah

BACA JUGA: Dugem 4 Jam, Habis Rp 150 jutaan

(Krisis) itu harus diakhiri dengan cara-cara politik," tuturnya"Masalah akan terselesaikan jika parlemen dibubarkan (dan pemilu dipercepat)Tapi, (pembubaran parlemen) itu juga bergantung pada hasil negosiasi," lanjutnya.
 
Perdana Menteri (PM) Thailand Abhisit Vejjajiva bulan lalu menawarkan pelaksanaan pemilu akhir tahun ini atau setahun lebih cepat dari jadwal untuk mengakhiri krisis politikTapi, pengunjuk rasa menolak tawaran tersebut.
 
Massa Kaus Merah, sebagian besar warga miskin dan warga pinggiran yang mendukung mantan PM Thaksin Shinawatra yang terguling lewat kudeta, menegaskan tak akan mengakhiri unjuk rasa sampai pemerintah mempercepat pemiluPM Abhisit juga didesak agar mundur dan meninggalkan Thailand.
 
Demonstrasi di Bangkok terus berlanjut kemarinIbu kota Thailand pun berubah menjadi "lautan merah"Ribuan warga Kaus Merah kembali turun ke jalan sambil melambaikan bendera dan melontarkan yel-yel"Abhisit, turun dan pergi," ujar massaSambil berpawai di jalan, mereka juga mengusung peti mati dan dua jenazah rekan mereka yang tewas dalam unjuk rasa Sabtu lalu.
 
Menggunakan mobil, truk, dan tuk tuk (kendaraan khas Thailand yang menyerupai bajaj), massa Kaus Merah membanjiri jalan-jalan di pusat Kota BangkokDua jenazah demonstran dinaikkan pikapIring-ringan 14 peti mati kosong ditutupi bendera nasional Thailand dan kembang berada di depanDeretan mobil itu berjalan mengular melintasi ibu kota.
 
Pengunjuk rasa juga membawa potret rekan-rekan mereka lainnya yang tewas Sabtu lalu"Kami ingin menunjukkan kepada rakyat bahwa pemerintah yang sekarang adalah pembunuhMereka telah menembaki orang-orang (pengunjuk rasa) yang tidak bersenjata," kata Pradit Yomma, 45, warga Bangkok yang juga pekerja konstruksi.
 
Massa juga bergerak menujuk kediaman AbhisitSeorang rahib berdiri di atap mobil di depan iring-iringan pengunjuk rasaSambil berbicara melalui mikrofon, dia memercikkan air ke arah pengunjuk rasaTetapi, massa tak bisa masuk ke rumah AbhisitPolisi dan pasukan keamanan berjaga-jaga di depanTidak sampai terjadi bentrok karena massa juga tidak memaksa masuk.
 
:TERKAIT Di tengah krisis di Thailand, keluarga kerajaan menghadiri acara penghormatan bagi perwira militer yang tewas dalam bentrok Sabtu laluRatu Sirikit, permaisuri Raja Bhumibol Adulyadej, bersama putra mahkota, Pangeran Maha Vajiralongkorn, menghadiri acara pemakaman Kolonel Romkao Thuwatham, 43, salah seorang di antara empat tentara yang tewas dalam bentrok Sabtu lalu.
 
Sementara itu, para pengunjuk rasa meminta Raja Bhumibol turun tangan untuk menengahi krisis di ThailandHal itu diharapkan bisa mencegah jatuhnya korban lebih banyak.
 "Apakah ada yang memberi tahu raja bahwa anak-anaknya (rakyat, Red) tewas di tengah jalan tanpa mendapatkan keadilan?" kata Jatuporn Prompan, pemimpin massa Kaus Merah"Apakah orang-orang dekatnya sudah memberitahukan soal pertempuran dan bentrok berdarah yang terjadi" Beliau harus turun tangan," tambahnya.
 
Raja Bhumibol, penguasa monarki paling lama di dunia, dianggap sebagai keturunan dewa oleh warga ThailandTapi, sejak beberapa kali masuk rumah sakit pada September tahun lalu karena infeksi paru-paru dan demam, Raja Bhumibol jarang tampil di depan publikDia hanya muncul beberapa kaliMenghina raja dan keluarganya dianggap sebagai kejahatan yang serius di Thailand dan bisa diganjar hukuman penjara sampai 15 tahun(AFP/AP/Rtr/c5/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Imigran Asal Polandia Ikut Berduka


Redaktur : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler