jpnn.com, JAKARTA - Sekelompok anak berusia 3-4 tahun tampak diam. Mereka duduk bersila seolah bersemedi. Matanya fokus melihat guru di depannya yang juga duduk bersila.
Namun, tidak semuanya yang fokus. Ada satu dua yang tolah-toleh sambil tersenyum memerlihatkan gigi bolongnya. Lucu dan unik. Sebab, sangat jarang anak-anak usia 3-4 tahun bisa diam. Biasanya mereka akan lari-larian di dalam kelas, bermain, dan bersenda gurau dengan teman meski gurunya ada.
BACA JUGA: Pemerintah Harus Tahu: Guru yang Pensiun Sangat Banyak
Di bagian lain, tampak sekelompok anak-anak usia 6 tahun tengah menikmati alam bebas. Sama seperti yang di TK, anak-anak SD ini juga diajarkan bagaimana mensyukuri nikmat Tuhan atas alam semesta. Beberapa saat kemudian, mereka juga diminta duduk diam dan memejamkan matanya.
Rupanya, mereka bisa diam dan fokus karena hari ini bertepatan dengan Day of Mindfulness. Kegiatan ini dilaksanakan Global Sevilla dalam rangkaian peringatan ulang tahunnya yang ke-17 tahun.
BACA JUGA: Pengin Tahu Biaya Program Sertifikasi Guru Mandiri?
Michael Thia, Superintendent Global Sevilla School menyampaikan, Day of Mindfulness kali ini merupakan kegiatan yang kedua. Acara ini menjadi kegiatan tahunan dan terbuka untuk umum.
"Ada seribuan siswa melakukan kegiatan mindfulness, dari tingkat TK sampai dengan SMA di Global Sevilla School," kata Michael saat ditemui di Kampus Global Sevilla, Selasa (8/10).
Dia menyatakan kebanggaannya karena Global Sevilla menjadi sekolah pertama di Indonesia yang menerapkan mindfulness sebagai dasar pembentukan karakter siswa. Mindfulness juga mengajarkan siswa untuk hidup sehat.
"Mindfulness tidak hanya duduk diam sesaat tapi juga mindful eating, mindful listening, mindful yoga, mindful walking, mindful coloring, dan masih banyak lagi. Keseluruhannya dilakukan secara mindful atau berkesadaran," terangnya.
Selama ini karena pengaruh gawai, anak-anak tidak bisa merasakan nikmatnya makan serta minum yang mereka konsumsi. Sebab, ketika makan dan minum, ada gawai yang menemani sehingga yang dirasakan hanya perut kenyang. Namun, rasa makanan itu tidak bisa mereka bedakan.
"Tadi anak-anak melakukan mindful eating. Mereka jadi bisa membedakan, mana teh, air putih, dan minuman lainnya. Begitu juga mereka tahu bagaimana rasa ayam goreng itu seperti apa, nasi itu rasanya bagaimana, sayuran rasanya kayak apa. Dari sinilah siswa diajari untuk menghargai setiap makanan yang dia makan dan lebih peka terhadap lingkungan sekitar," tuturnya.
Mindfulness atau hidup berkesadaran merupakan metode yang digunakan Global Sevilla School untuk membangun karakter siswa. Metode ini dipilih karena perkembangan dunia, teknologi informasi yang semakin cepat dan mendominasi kehidupan manusia moderen dewasa ini.
Akibatnya individu individu semakin mementingkan pribadinya masing masing dan cenderung tak acuh serta tidak menghargai apa yang ada di sekitarnya.
Walaupun pada awalnya tidak mudah memperkenalkan mindfulness di Global Sevilla School, tetapi setelah 3 tahun penerapan, mulai kelihatan hasilnya. Misalnya prestasi siswa yang meningkat dan juga karakter siswa yang saleh dan bisa saling menghargai ciptaan Tuhan. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad