Minggu Palma, Gembira sekaligus Sengsara

Minggu, 28 Maret 2021 – 13:37 WIB
Umat katolik membawa daun Palma saat mengikuti misa Minggu Palma di Gereja Santo Gregorius Agung Oeleta, Kota Kupang, NTT, Minggu (28/3/2021). Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha

jpnn.com, KUPANG - Sebagian umat Katolik mengikuti misa Minggu Palma di Gereja Santo Gregorius Agung Oeleta, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Romo Eman Kase usai memimpin misa Minggu Palma, hari ini (28/3), mengatakan bahwa peringatan masuknya Yesus ke Kota Yerusalem 2.000 tahun silam tidak hanya dikenang sebagai peristiwa yang menggembirakan bagi umat Katolik, tetapi juga sebagai masa-masa Yesus akan disiksa.

BACA JUGA: Saele Mengungkap Detail Potongan Tubuh Pelaku Bom di Gereja Katedral Makassar, Ngeri

"Sehingga minggu Palma ini juga disebut sebagai Minggu gembira dan juga Minggu sengsara di mana Yesus akan memasuki saat-saat disiksa," katanya.

Dalam tradisi umat Katolik, sebelum memasuki liturgi ekaristi umat Katolik akan berdiri di depan gereja sambil membawa daun Palma dan diberkati oleh pastor yang memimpin Misa Minggu Palma.

BACA JUGA: Respons PA 212 soal Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, Singgung Sidang Habib Rizieq

Pemberkatan akan disusul dengan prosesi daun Palma dan dilanjutkan dengan pembacaan kisah-kisah sengsara Yesus.

Pembacaan kisah sengsara Yesus dalam Liturgi Minggu Palma ditujukan agar umat mengerti bahwa kemuliaan Yesus tidak hanya terletak pada saat ia memasuki Kota Yerusalem tetapi juga pada peristiwa Kematian-Nya di kayu salib.

BACA JUGA: Detik-detik Bom Meledak di Depan Gereja Katedral Makassar, Ini Kesaksian Warga

Romo Eman Kase mengajak umat Katolik memaknai Minggu Palma sebagai momen refleksi diri untuk menyambut kebangkitan Yesus pada hari Paskah.

"Kalau dikaitkan dengan kondisi pandemi saat ini, menurut saya pandemi ini bukan membuat kita untuk berhenti beraktivitas atau bahkan menjauhkan diri dari Tuhan," katanya.

Pandemi COVID-19, menurut dia, semestinya menjadi momen untuk mulai melakukan refleksi diri, melihat kembali apakah selama ini sudah mengikuti ajaran-ajaran dari Tuhan untuk mencintai sesama, menjaga kerukunan, dan sebagainya.

Selain itu, ia melanjutkan, Minggu Palma juga mengajarkan umat Katolik untuk selalu dalam kesederhanaan seperti Yesus, yang saat disambut dengan sorak sorai bukan mengendarai kereta kencana melainkan keledai yang merupakan simbol kesederhanaan.

Setelah Minggu Palma, umat Katolik akan memasuki Tri Hari Suci, yakni Kamis Putih, Jumat Agung, malam Paskah pada Sabtu. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler