jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) turut mempercantik Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta. Sebagai gerbang utama Indonesia dari dunia Internasional, KLHK bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II menghijaukan bandara terbesar yang dimiliki Tanah Air.
“Konsep pembangunan Miniatur Hutan Hujan Tropika di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta adalah sangat tepat. Keberadaan Bandara Soekarno Hatta sebagai bandara terbesar merupakan gerbang utama Indonesia dari dunia Internasional, sehingga Miniatur Hutan Hujan Tropika memiliki peran yang sangat penting sebagai cermin Negara Indonesia”, kata Sekretaris Jenderal Kementerian LHK, Bambang Hendroyono dalam keterangan persnya, Selasa (28/11).
BACA JUGA: Gugatan Kasus Karhutla, KLHK Menang, WAJ Didenda Rp 466 M
Bambang menjelaskan, penanaman pohon yang menjadi miniatur hutan hujan tropika ini melengkapi rangkaian kegiatan memperingati Hari Ulang Tahun ke-46 Korps Pegawai Republik Indonesia (HUT ke-46 KORPRI). KORPRI Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama-sama dengan PT Angkasa Pura II melaksanakan penanaman 550 pohon di lokasi pembangunan Miniatur Hutan Hujan Tropika di Areal Bandara Soekarno Hatta, Selasa (28/11).
Penanaman sekitar 30 jenis tanaman endemik yang mencerminkan megabiodiversitas dan ekosistem hutan hujan tropis Indonesia ini dipimpin langsung oleh Sekjen Kementerian LHK, Bambang Hendroyono, dan diikuti sekitar 250 peserta dari KORPRI dan PT Angkasa Pura II.
BACA JUGA: Perkenalkan, Anak Gajah Jantan Bernama Harmoni Rimbo
Miniatur hutan ini nantinya selain berfungsi untuk perbaikan kondisi iklim di area bandara, melalui pengaturan iklim mikro dan serapan karbon, juga berfungsi untuk pengawetan jenis tumbuhan.
BACA JUGA: Sadar Lingkungan, Menambang Emas tanpa Merkuri
Konsep pembangunan Miniatur Hutan Hujan Tropika adalah dengan menanam jenis tanaman endemik Indonesia di antaranya Pakis Haji, Pulai, Pinang, Rotan dan Dadap. Pola tanam dibuat tidak teratur agar menimbulkan kesan alami.
Kombinasi tinggi tanaman mulai dari yang paling rendah di area tepi jalan sampai yang tertinggi di area tengah agar tercipta area tepi yang rapat dan area jalan masih terkesan lapang.
Jarak tanam juga disesuaikan dengan lebar tajuk/canopy alami pohon dan diupayakan terjadi overlap antar tajuk agar intensitas sinar matahari yang mencapai lantai hujan menjadi minimal sehingga tercipta kelembaban yang tinggi di bawah canopy layer.
Untuk memperbaiki kualitas lingkungan, KLHK mengajak semua elemen masyarakat untuk menanam pohon sebanyak-banyaknya di lingkungan masing-masing. Saat ini KLHK tengah menggiatkan kampanye tanam 25 pohon sebagai bagian dari kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL).
Kampanye ini menganjurkan satu orang untuk menanam minimal 25 pohon selama hidupnya. Jika hal ini dilakukan 250 juta masyarakat Indonesia, tentu tidak akan ada lahan kritis dan terlantar di Indonesia.
Sebagaimana disampaikan oleh Menteri LHK Siti Nurbaya, beberapa waktu lalu bahwa sesuai arahan Presiden RI Joko Widoro, rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) menjadi salah satu kebijakan nasional yang sangat relevan untuk menjawab tantangan yang dihadapi daerah-daerah terkait dengan semakin terdegradasinya lingkungan, yang dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bersama Masyarakat Cegah Karhutla
Redaktur : Tim Redaksi