JAKARTA - Peredaran gula rafinasi kian meresahkan kalangan industri gulaApalagi harga gula lokal di tingkat eceran terus menanjak
BACA JUGA: Siap Rp1 T untuk Stabilisasi Harga
Karena itu pemerintah mengupayakan agar gula rafinasi tidak memenuhi pasar gula imporMenurut Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Subagyo, potensi gula rafianasi masuk ke pasar eceran sangat tinggi
BACA JUGA: Inpres, Upaya Stop Pemborosan Anggaran
"Hal itu kemungkinan bisa terjadi di daerah kalau pelaku usaha tidak melepas GKP ke masyarakat," katanya saat ditemui di kantor Kemendag, Jumat (26/11).Karena itu, kata dia, masuknya gula rafinasi harus disadari pelaku usaha di lapangan
BACA JUGA: Taksi Mewah Tetap Dapat Subsidi
Dia menguraikan, berdasarkan kondisi di lapangan bisa diketahui peredaran gula tersebutMisalnya di toko yang menjual produk tersebut dapat dianggap tidak memahami peraturan"Kalau tidak ditarik, dikasih tahu peraturannyaTarik siapa yang suplai, karena yang suplai berarti dia sengaja memasukannya ke pasar," tandasnya.
Secara terpisah Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTRI) Indonesia Arum Sabil mengatakan peredaran gula rafinasi malah tidak terbendungDiungkapkan gula rafinasi sudah tersebar di berbagai pasar modern"Di sejumlah daerah luar Jawa sudah banyak ditemukan gula rafinasi yang dijual pada konsumen," ucapnya.
Menurutnya, gula rafinasi tersebut membanjiri pasar karena jumlahnya melebihi kebutuhan industriDisebutkan, kapasitas terpasang industri gula rafinasi nasional mencapai 3, 25 juta tonSementara kebutuhan industri mamin terhadap gula rafinasi hanya sekitar 1,1 juta ton.
"Nah kelebihannya ini kemana lagi kalau tidak merembes ke tingkat konsumen," tandasnyaDikatakan, kehadiran gula rafinasi ini bisa menciptakan persaingan dengan penjualan GKP lokal milik petani"Nah karena itu persoalan ini harus ditindak tegas oleh pemerintah, karena kalau tidak akan berdampak buruk terhadap industri gula berbahan baku tebu," tandasnya(res)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Belanja KL Dipangkas, Rp60 Triliun Bisa Dihemat
Redaktur : Tim Redaksi