jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR, M Misbakhun menyatakan keyakinannya bahwa perekonomian nasional pada 2016 ini bakal lebih baik ketimbang tahun lalu. Pasalnya, perekonomian Indonesia bakal lebih stabil setelah sempat terimbas pelambatan ekonomi global dan regional.
"Perekonomian Indonesia pada 2016 akan lebih memberikan harapan," ujarnya melalui siaran persnya ke media, Selasa (5/1), guna menanggapi data dari Kementerian Keuangan tentang tentang realisasi atas sejumlah proyeksi dalam APBN Perubahan (APBNP) 2015.
BACA JUGA: Rupiah Ditutup Rp 13.892, Besok Diprediksi Masih Menguat
Sebelumnya, berdasarkan keterangan kementerian yang dipimpin Bambang Brodjonegoro itu, ekonomi Indonesia 2015 hanya tumbuh 4,73 persen atau lebih rendah dari target 5,7 persen yang dipatok dalam APBN Perubahan 2015. Namun, angka inflasi 2015 hanya di angka 3,1 persen atau lebih rendah dari asumsi inflasi yang digunakan dalam APBNP tahun 2015 sebesar 5,0 persen.
Namun, Misbakhun tetap optimistis bahwa perekonomian Indonesia pada 2016 bakal lebih stabil dan pertumbuhannya bisa mencapai 5-5,5 persen. Pasalnya, ada kondisi yang sangat mendukung untuk membuat perekonomian nasional tumbuh lagi.
BACA JUGA: Istana Soroti Disharmonisasi Kawasan Perdagangan Bebas di Batam
Pertama, katanya, dari sisi politik ada konsolidasi pemerintahan. “Konsolidasinya semakin baik pasca-pemilu 2014,” ujarnya.
Sedangkan kondisi kedua ada pada sisi moneter. “Sudah ada kepastian tentang tingkat suku bunga di Amerika Serikat sehingga secara global bisa memberikan ketenangan pada gejolak di pasar uang dan pasar modal. Nilai tukar Rupiah terhadap USD akan lebih bisa dijaga volatilitasnya pada kisaran Rp 13.900 per USD sesuai asumsi dalam APBN 2016,” sambungnya.
BACA JUGA: Bawang Merah dan Cabai Picu Inflasi
Misbakhun menambahkan, optimismenya atas perekonomian 2016 juga tak terlepas dari 2015. Sebab, kondisi ekonomi 2015 yang sempat diprediksikan bakal sangat buruk, ternyata tak seburuk yang diperkirakan.
Menurutnya, dengan pertumbuhan ekonomi 4,7-4,8 persen dengan inflasi hanya 3,35 persen justru menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi 2015 setara dengan pertumbuhan sebesar 7 persen. “Karena pertumbuhan yang dicapai 2015 tidak digerus oleh besaran laju inflasi,” ulasnya.
Sekretaris Panitia Kerja (Panja) Kimisi XI DPR itu lantas membandingkannya dengan kondisi 2014 ketika pertumbuhan ekonomi bisa mendapai angka 5 persen, namun inflasinya mencapai 8,8 persen. “Sehingga inflasi itu menggerogoti laju pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.
Karenanya, Misbakhun tetap memuji kinerja Presiden Joko Widodo di bidang ekonomi. Terlebih, kata Misbakhun, presiden yang beken disapa dengan nama Jokowi itu punya menteri keuangan yang jempolan.
“Pencapaian kondisi ekonomi nasional yang bagus karena Presiden Jokowi mempunyai Menteri Keuangan Bambang Brodjenegoro yang mau bekerja keras untuk menjalankan setiap detail perintah presiden dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab,” katanya.
Namun, Misbakhun juga mengingatkan kendala yang akan dihadapi pada 2016. Yakni menurunnya nilai ekspor Indonesia baik dari komoditas, mineral, minyak dan gas. Misalnya, harga komoditas crude palm oil (CPO) dan karet yang jatuh masih menjadi masalah sehingga mempengaruhi nilai ekspor dan jumlah cadangan devisa.
“Hal yang sama terjadi pada ekspor hasil mineral kita karena pembangunan smelter belum memberikan dampak signifikan pada sumbangan nilai ekspor. Penyebabnya karena semelter masih dalam proses pembangunan,” paparnya.
Namun, lanjutnya, Indonesia dengan jumlah penduduk yang mencapai 255 juta jiwa jelas memiliki potensi ekonomi yang besar. “Jumlah penduduk itu adalah potensi ekonomi yang besar dari sisi daya beli dan konsumsi. Potensi ini harus bisa dikelola dengan baik,” cetusnya.
Misbakhun juga mendorong pemerintah untuk mempermudah masuknya investasi demi terciptanya lapangan kerja baru. Selain itu, bekas pegawai di Kementerian Keuangan itu juga meminta pemerintah mendorong realisasi pembangunan infrastruktur di seluruh penjuru tanah air.
“Sehingga secara regional lahir daerah dan kawasan pertumbuhan ekonomi baru yang akan memberikan kontribusi secara agregat pada pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkas anggota Badan Anggaran DPR itu.(ara/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Monopoli Proyek Infrastruktur, DPR: Dua BUMN Ini Anak Emas Menteri Rini?
Redaktur : Tim Redaksi