jpnn.com - TAK dapat saya gambarkan perasaan bahagia, haru dan bangga dalam diri saya. Berdiri menggesek biola, memainkan lagu Indonesia Raya. --Ibu Soed
=======
BACA JUGA: Bang Golok Si Penghasut Nomor Wahid Ternyata Nama Samaran Perempuan Ini
Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network
=======
BACA JUGA: BELUM BANYAK DIKETAHUI...WR Supratman Kencani Janda Soeharto
Wage Rudolf Supratman mendengar kabar tentang berdirinya Jong Indonesia (Indonesia Muda), 21 Februari 1927, sehari setelah organisasi itu dibentuk di Bandung.
Berita itu ditulisnya di koran Sin Po. "Dicantumkannya tokoh-tokoh Jong Indonesia, antara lain, Suwiryo, Sutan Sjahrir, Yusupadi, Halim, M. Tamzil, Atapermana dan Natakusumah," tulis Bambang Sularto dalam buku Wage Rudolf Supratman.
BACA JUGA: Hikayat Cengkeh
Ibu Soed, yang ketika itu berusia 19 tahun turut bergabung dalam Indonesia Muda.
Pencipta lagu anak-anak itu menceritakan, sejak 1925, kaum muda sedang getol-getolnya dalam gerakan kemerdekaan, dengan membentuk berbagai perkumpulan Jong…Jong…
"Saya sendiri tidak pernah memasuki salah satu Jong itu, akan tetapi langsung menjadi anggota Indonesia Muda untuk urusan kebudayaan," kata Ibu Soed, termuat dalam buku Sumbangsihku Bagi Pertiwi.
"Tepatnya, jika saya tak salah ingat, saya menjadi anggota Indonesia Muda pada tahun 1928," sambungnya.
Karena aktif di bidang kesenian, Ibu Soed ditarik menjadi Sekretaris I Pengurus Besar Keputrian Indonesia Muda (PBKIM).
"Pada masa-masa inilah saya akrab dengan tokoh-tokoh tak asing lagi seperti Mr. Moh. Yamin, Mr. Asaat, dr. Rusmali, Mr. Tamsil, Dr. A.K. Gani, Lena Mokoginta, Bahder Djohan, Rusli dan lainnya," ungkap Saridjah Niung, nama asli Ibu Soed.
Lebur ke dunia pergerakan, Ibu Soed yang tadinya hanya menulis lagu tentang keindahan alam, antara lain, Burung Kutilang dan Tik Tik Bunyi Hujan, mulai mengarang lagu Tanah Airku, Berkibarlah Benderaku dan kemudian hari, dia pula yang mengarang Hymne Kemerdekaan.
Lagu Tanah Airku, kata Ibu Soed, "adalah jeritan hati saya sendiri yang saya yakin juga dirasakan oleh bangsa kita…Tanah airku tidak kulupakan, kan terkenang selama hidupku. Biar pun saya pergi jauh, tidak kan hilang dari kalbu…"
Di Batavia (sekarang Jakarta), "kegiatan kami berkisar pada pencarian dana, terutama untuk membayar gedung Kramat 106," tuturnya.
Gedung Kramat 106 adalah markas pemuda, dan di tempat inilah Sumpah Pemuda dicetuskan pada 28 Oktober 1928. Sekang jadi Museum Sumpah Pemuda.
Dengan cara apa mencari dana? "Kemampuan saya musik, ya main biola dan menyanyi atau main sandiwara."
Dan…di puncak acara Kongres Pemuda II, 28 Oktober 1928, Ibu Soed mengenang…
Akhirnya hari yang ditunggu tiba. Hari untuk mengucapkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
Dalam pertemuan-pertemuan Indonesia Muda, sudah biasalah kami menyanyikan lagu Indonesia Raya dan saya mengiringinya dengan gesekan biola.
Akan tetapi pada hari Sumpah Pemuda ini, untuk pertamakalinya lagu Indonesia Raya diperdengarkan kepada umum.
Saya mengiringinya dengan biola. Hanya instrumental saja karena lagunya tak boleh dinyanyikan.
"Tak dapat saya gambarkan perasaan bahagia, haru dan bangga dalam diri saya. Berdiri menggesek biola, memainkan lagu Indonesia Raya," kenang Ny. S. Bintang Soedibjo alias Ibu Soed. (wow/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kroeng Rabaââ¬Â¦Dari Sumpah Pemuda hingga Aceh Sumbang Pesawat untuk Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi