jpnn.com, TAPANULI UTARA - Misteri kematian ratusan ternak dengan cara darah diisap di wilayah Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, ternyata sudah terjadi sejak 2017.
Hal itu diungkapkan Kapolsek Siborongborong, AKP Bonar Silalahi, Rabu (24/6).
BACA JUGA: Berita Terkini Soal Perburuan Makhluk Pengisap Darah, Ada Gua Angker di Balik Air Terjun
"Peristiwa makhluk ratusan ternak dengan mengisap darah mangsanya di wilayah Desa Pohan Tonga, Siborongborong sudah terjadi sejak 2017," ungkap AKP Bonar kepada ANTARA, Rabu (24/6).
Menurut Bonar, hal tersebut diketahui berdasarkan laporan warga setempat yang ternaknya mengalami kematian tak wajar yang disebabkan luka pada bagian leher.
BACA JUGA: Oknum Lurah yang Tepergok Berbuat Terlarang Tak Berkutik Saat Dijemput Polisi
"Adalah Joko Kopi, pengusaha kopi di Desa Pohan Tonga yang melaporkan kejadian serupa atas ratusan ayam dan entok miliknya, sejak 2017 hingga 2019," terangnya.
Sayangnya informasi dari Joko diterima aparat kepolisian justru setelah ratusan ternak milik Saut Simanjuntak, warga Pargompulon Pohan Tonga, juga dimangsa dengan cara yang sama pada 17 Juni 2020.
BACA JUGA: Makhluk Haus Darah di Taput Teridentifikasi, Begini Penjelasan BBKSDA
"Informasi dari Joko setidaknya menyimpulkan bahwa makhluk misterius tersebut sudah memangsa ternak warga dalam empat tahun terakhir," jelasnya.
Menyikapi teror makhluk pengisap darah ternak ini, Bupati Taput Nikson Nababan juga sudah menggelar rapat khusus dengan tim yang terdiri dari Dandim 0210/TU Letkol Czi Agus Widodo, Wakapolres Taput Muhmin Rambe, Tim BKSDA, tim pemburu binatang, Dinas Lingkungan Hidup Taput, Camat Siborongborong dan Kepala Desa Pohan Tonga, semalam, Selasa (23/6).
"Saya tegaskan penelitian dan perburuan tetap dilakukan dan tetap menjaga keamanan dan ketentraman masyarakat, jangan menimbulkan keresahan masyarakat lagi karena saat ini masyarakat sudah mulai resah.”
“Pihak Polres dan Kodim tetap melakukan patroli untuk menjamin keamanan masyarakat dan pihak BKSDA untuk tetap koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Muspika," sebutnya.
Menurutnya, saat ada binatang lainnya yang dimangsa selanjutnya diminta agar segera dibawa ke rumah sakit untuk diautopsi, sehingga diketahui penyebab kematiannya, apakah bekas sayatan benda tajam atau oleh binatang buas.
Pada kesempatan itu, Manigor Lumbantoruan, Kepala Seksi BBKSDA Wilayah IV Tarutung juga menyampaikan bahwa hingga saat ini, pihaknya belum bisa menyimpulkan makhluk yang memangsa ratusan ternak milik warga itu.
"Apabila kami teliti bekas luka yang ada dalam foto-foto binatang yang jadi korban tersebut, seperti ada kemungkinan seperti bekas benda tajam.”
BACA JUGA: Pamit Beli Air Minum, AS Malah Berbuat Terlarang di Sebuah Pondok
“Tetapi itu pun belum bisa disimpulkan karena hanya foto yang kami analisa. Bangkai binatang tersebut sudah sempat dikuburkan dan jejak kaki dan cakaran tidak jelas lagi, sudah kena hujan dan jejak kaki yang lain," tukasnya.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budi