jpnn.com, JAKARTA - Praktisi kesehatan dr Boy Abidin, Sp.OG, mengatakan bukan mitos jika kualitas air susu ibu (ASI) tak selamanya baik.
Menurutnya, kualitas dan kuantitas ASI sangat dipengaruhi oleh makanan, stres, gaya hidup, dan lainnya.
BACA JUGA: Bunda, Ingin Tingkatkan Produk ASI, Konsumsi 5 Makanan Ini
Padahal, lanjut dr Boy, kualitas ASI berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Menurut dia, respons anak terhadap ASI bisa terlihat dalam jangka panjang dan pendek.
"Pada jangka pendek misalkan, ibu bisa menyusui dalam waktu panjang, anak sulit kenyang. Jangka panjangnya bisa dilihat dari berat badannya, apakah naik sesuai indikator," beber dr. Boy saat dikonfirmasi JPNN.com, di Jakarta, Kamis (23/12).
BACA JUGA: ASI pada Ibu Terpapar Covid-19 Ternyata Mengandung Antibodi Lebih Tinggi
Oleh karena itu, dr Boy mengingatkan agar sumber asupan nutrisi anak diperhatikan, terutama pada 1.000 hari pertama anak, hingga tahap menyusui.
Ibu harus sadar ASI dapat melindungi bayi dari kuman serta dapat mencegah diare dan malnutrisi.
BACA JUGA: Amankah Sang Buah Hati Minum ASI dari Ibu yang Terpapar Covid-19?
“Di dalam ASI juga terkandung asam lemak yang bermanfaat bagi perkembangan otak anak dan juga membantu perkembangan sensorik dan kognitif pada bayi,” jelas dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan itu.
Lebih lanjut, perkembangan otak dipengaruhi oleh asam lemak rantai panjang yang paling banyak didapatkan dalam fosfolipid otak adalah AA dan DHA.
"DHA itu dapat diperoleh dari makanan karena tubuh manusia tidak dapat membuatnya sendiri,” jelas Boy yang juga berprofesi sebagai konsultan fertilitas endokrinologi reproduksi ini.
Dokter Boy juga mengatakan ibu harus senantiasa menjaga kualitas makanannya yang bergizi agar ASI juga berkualitas.
Adapun sumber makanan yang banyak mengandung asam lemak esensial adalah minyak kanola, minyak kenari, sayuran berdaun hijau, minyak ikan, serta ikan kembung, salmon, tuna, dan sarden.
“Bagi ibu hamil juga bisa mendapatkan DHA ini dari suplemen khusus untuk ibu hamil yang kaya DHA,” ujarnya.
Direktur Utama PT Mecosin Indonesia Yurita Tjahaja menyatakan melihat pentingnya peran ASI dan DHA pada tumbuh kembang anak pihaknya meluncurkan suplemen Lancar ASI Plus DHA di Jakarta, Rabu (22/12).
"Kami ingin memberikan solusi terbaik bagi setiap ibu di seluruh Indonesia untuk memperlancar serta meningkatkan kualitas produksi asi yang diberikan kepada sang buah hati," katanya.
Menurut dia, belum ada produk pelancar ASI yang memasukkan DHA dalam produk mereka. Kendati demikian, bahan utama produk adalah bahan alami menggunakan ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus).
"Berdasarkan riset ilmiah, ekstrak daun katuk dan DHA ini mempunyai fungsi ganda (double action) yaitu daun katuk bermanfat untuk meningkatkan air susu ibu dan DHA yang berguna untuk tumbuh kembang otak," kata dia.
Yurita menjelaskan sebelum diluncurkan ke pasar, pada Ekstrak Daun Katuk ( EDK ) dalam Lancar Asi telah dilakukan uji praklinis berupa uji toksitas, efek lactogogum dan Farmakologi Ekstrak Daun Katuk Uji praklinis ini merupakan kerja sama kami dengan Pokja Obat Tradisional FK UI dan Fakultas Kedokteran Hewan IPB jurusan Fisiologi dan Farmakologi.
"Kami melirik segmentasi wanita menyusui berusia 25-40 tahun dengan letak geografi terbesar di wilayah sub urban, ” jelas Yurita. (mcr10/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia