Mitra Binaan Surveyor Indonesia Bikin Helm Proyek Ramah Lingkungan

Rabu, 29 Maret 2023 – 03:20 WIB
Helm berbahan baku tambahan dari serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Foto dok Surveyor Indonesia

jpnn.com, BOGOR - Dosen Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) IPB University, Siti Nikmatin melakukan inovasi dengan membuat helm berbahan baku tambahan dari serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS).

Pasalnya, serat TKKS ini memiliki sifat mekanis yang bagus dan bisa digunakan sebagai filler untuk meningkatkan kualitas fisik-mekanik helm proyek.

BACA JUGA: Surveyor Indonesia Ditetapkan Sebagai LPH Utama Nasional & Internasional

Produknya dinamakan helm ramah lingkungan atau green composite (GC).

Dalam memproduksi helm, Siti bermitra dengan PT Intertisi Material Maju (PT IMM), Mitra Binaan Surveyor Indonesia yang berlokasi di Rawajaha, Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.

BACA JUGA: Angkutan Lebaran 1444 H, PELNI Prediksi Bakal Angkut 600 Ribu Penumpang

Inovasi pemanfaatan serat TKKS menjadi bahan baku material helm ini telah dipatenkan dengan nomor P00201609159.

Secara komersil merk dagang yang digunakan adalah Green Composite Helmet.

BACA JUGA: Waskita Beton Precast Lakukan Pembayaran Tahap Pertama kepada Seluruh Kreditur Rp 75,4 Miliar

Helm yang diproduksi telah lulus uji SNI serta memiliki nilai TKDN 71,21%.

“Proses sertifikasi TKDN difasilitasi oleh PT Surveyor Indonesia. Selain itu, PT Surveyor Indonesia juga membantu dalam proses pendanaan untuk pembelian mesin pencacah sawit, registrasi di market place Padi UMKM, pelatihan branding, dan mengikutsertakan kami dalam pameran,“ ujar CEO PT IMM, Andika Kristinawati.

Untuk bahan baku, PT IMM menggandeng PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII di Jasinga, Kabupaten Bogor, untuk menyuplai TKKS.

"Pengolahan TKKS pun dikerjasamakan dengan kelompok-kelompok tani di Jasinga,” ujar Andika.

Pada awal kerja sama, para kelompok tani diberikan pelatihan terkait pengolahan TKKS. Selanjutnya, mereka bisa mengolah TKKS menjadi serat untuk menjadi bahan dasar helm.

Sebelum menjadi helm proyek, TKKS harus menjalani berbagai proses.

Awalnya, TKKS berbonggol besar diberai menjadi serat-serat panjang oleh para kelompok tani. Biasanya pemberaian TKKS tersebut membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua pekan.

Setelah itu, hasil serat tadi dicampur dengan plastik polimer dan diekstraksi menjadi granule-granule kecil. Granule tersebut yang kemudian diinjeksi menjadi cangkang helm.

Cangkang itu kemudian melalui proses pengecatan dan baru dipasang berbagai elemen penguat untuk selanjutnya bisa dilepas ke pasaran.

"Helm ini bio composite, bukan sekadar polimer. Berpenguat serat alam, dan kami berkontribusi dalam pengurangan limbah TKKS. Hasil ujinya juga lebih bisa meredam benturan," tutur Andika.

Surveyor Indonesia berkomitmen untuk memberikan dampak positif yang berkesinambungan dalam jangka panjang bagi lingkungan dan pemangku kepentingan.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Surveyor Indonesia, Rosmanidar Zulkifli mengaku bangga kepada Mitra Binaan PT IMM yang telah berperan dalam menjaga lingkungan melalui inovasi yang telah diciptakan.

“Kami membantu promosi melalui Aplikasi PADI UMK, digital marketing, serta mengikutsertakan dalam pameran dalam dan luar negeri. Selain itu, kami juga membantu proses sertifikasi TKDN dan halal bagi mitra binaan," seru Rosmanidar.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler