"Saya melihat isi pemberitaan di Grup Media milik Harry Tanoesoedibjo sudah dimobilisasi untuk membentuk opini seolah-olah hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat diintervensi
BACA JUGA: Telkom Siapkan Jaringan Kabel Bawah Laut ke Papua
Itu sangat tidak sehat bagi kehidupan pers kita," tegas Jazuni, di Jakarta, Selasa (26/4).Pihak Mbak Tutut (Siti Hardiyanti Rukmana,red), kata Jazuni sangat menyayangkan opini yang ditayangkan oleh Grup MNC soal mafia hukum dan intervensi ke hakim pengadilan Jakarta Pusat itu
Dikatakan, semangat para pelaku pers kita untuk independen, bebas dari pengaruh kekuasaan baik modal maupun politik telah teracuni oleh pengusaha bermodal besar seperti Harry Tanoesoedibjo
BACA JUGA: Importir Film Nunggak Pajak Rp 31 T
"Harry dengan kekuatan uangnya bisa memaksa wartawannya untuk melakukan tugas jurnalistik yang bertentangan dengan kode etik pers, karena koran itu miliknyaTerkadang ada media dengan dalih kebebasan pers dan kontrol sosial, sering menyiarkan berita negatif soal pemerintah maupun lembaga penegak hukum
BACA JUGA: Menkeu Desak Perbaiki Rekrutmen Pegawai Bank
"Namun manakala berita itu terkait dengan kepentingan si pemiliknya, si wartawan itu jadi ketakutan dan memilih menurutBiasanya mereka menyebut liputan si pemilik sebagai liputan mahadewa,” katanya.Itu sangat buruk bagi wajah pers kita sejak dikuasai pemodal yang tidak punya background bisnis media, sehingga mereka kerap tidak independen dan memanfaatkan medianya untuk menghantam pihak lawan.
“Jika media sudah dipakai untuk kepentingan sang pemilik, maka tingkat kepercayaan publik terhadap media tersebut sudah runtuhPublik tidak akan percaya lagi terhadap media tersebut karena mereka berasumsi berita cenderung memihak pada sang pemilik," imbuh Jazuni.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Pastikan Ambil Alih Newmont
Redaktur : Tim Redaksi