jpnn.com - LUBUKBAJA - Kwan Wie Cun, salah satu pengusaha di Batam mengaku tabungan perusahaannya mengalami kebocoran dana sekitar Rp 2,5 miliar tanpa sepengetahuannya di Bank UOB, BPR Dana Utama dan Panin Bank. Kasus bocornya rekening tabungan perusahaanya itu sudah dilaporkan ke Mapolda Kepri sejak tujuh bulan yang lalu. Namun sampai saat ini tindak lanjut laporan tersebut belum membuahkan hasil.
Dikatakan Kwan, hilangnya modal perusahaan yakni PT Jd Metal Engineering dan PT Simtech Asia itu kuat diduga dilakukan oleh tiga karyawannya yang bersekongkol dengan pihak bank untuk menerbitkan cek dan bukti pengambilan serta pengiriman uang yang palsu.
BACA JUGA: Kemensos Bedah 120 Rumah Warga Miskin di Karang Anyar
"Ini permainan orang dalam yang bersekongkol dengan petugas bank," ujarnya.
Ini berdasarkan beberapa kejanggalan yang ditemui Kwan dari tanda setoran, cek dan bukti pembayaran palsu yang didapatnya berbeda dengan hasil print koran buku tabungan perusahaan. Untuk ketiga bank yang diduga melakukan penipuan atau bersekongkol menggelapkan uang perusahaan itu ada beragam modus.
BACA JUGA: Majalah Porno Sitaan Bea Cukai Ikut Dibakar
Bank UOB misalnya, ada trasaksi transfer tanpa sepengetahuan Kwan. Namun nomor transaksi yang didapat dari kuitansi hasil audit di perusahaannya tidak sama dengan nomor validasi yang ada di print koran buku tabungan.
"Ada sekitar 30-an nomor transaksi yang saya dapat, tapi semua angka validasinya beda dengan di print koran buku tabungan dengan kuitansi bukti setoran atau pembayaran yang dikeluarkan bank," ujar Kwan.
BACA JUGA: Sembilan Bocah Laki-laki akan Dijual ke Luar Negeri
Kuitansi bukti setoran itu diketahui palsu. Kenapa sampai ada yang palsu?" Itulah yang saya tanyakan ke bank, tapi mereka tak bisa menjawab," ujar Kwan.
Tidak saja kuitansi pengiriman atau pembayaran yang dipalsukan, di Bank Panin, Kwan juga menemukan 10 cek yang palsu.
"Padahal awal memang saya beli 10 cek dengan nomor load mulai dari 922751 sampai 922760 tapi yang keluar malah 922741 sampai 922750. Itu sama sekali tak bisa digunakan," tutur Kwan.
Dua dugaan penipuan di atas dikatakan Kwan hanyalah contoh dari puluhan penipuan dengan beragam modus yang menyebabkan uang miliaran rupiah miliknya lenyap begitu saja.
Tidak hanya di Panin Bank dan UOB, tapi BPR Dana Utama juga melakukan penipuan. Diceritakan Kwan, dia pernah mengagungkan rumah ke BPR Dana Utama, saat melunasi pinjaman sebesar Rp1,2 M ia melakukannya sebanyak dua kali setor, namun hutangnya itu tak kunjung lunas. "Saya coba print koran lagi buku tabungan BPR saya," ujar Kwan.
Hasil print out cukup mengejutkan. Dalam print out buku tabungan itu, sejak awal hutang uang itu dilunasi, ada transksaksi pengambilan dua hari sekali dengan nominal diatas Rp20 juta sampai Rp200 juta, sampai ludes Rp1,2 miliar itu.
"Padahal saya sama sekali tak pernah menggunakan buku tabungan saya, tapi kenapa bisa lolos penarikan di bank. Tak mungkin via ATM, karena nominalnya mencapai ratusan juta," katanya.
Kasus ini sudah ditangani pihak kepolisian Polda Kepri dan Kwan berharap polisi bisa kerja profesional untuk mengungkap pelaku penggelapan uangnya itu.(eja)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Operasi Asmara agar Ramadan Aman
Redaktur : Tim Redaksi