Modal Pinjaman Sejuta, Eks Guru Madrasah Ini Raup Omset Rp 1 Miliiar, Apa Rahasianya?

Jumat, 14 Oktober 2022 – 23:23 WIB
Rofiqoh Rahmawati (kerudung merah) ketika ditemui tim program BWM BSI Maslahat di lokasi usaha konveksinya Galeri Santri Mandiri Kudus. Foto BSI Maslahat 

jpnn.com, KUDUS - Program Bank Wakaf Mikro (BWM) BSI Maslahat berdampak besar kepada Rofiqoh Rahmawati. Usaha perempuan 32 tahun itu berkembang pesat hingga bisa meraup omset miliaran rupiah.

Rofiqoh pertama kali mengikuti program tersebut ketika masih aktif mengajar di MTs Assaidiyah dan MA Assaidiyah Kudus bersama suaminya.

BACA JUGA: Beasiswa BSI Maslahat Scholarship 2022 Diminati Mahasiswa, Pendaftarnya Bejibun 

"Lewat program BWM ini, saya bisa mengimplementasikan ilmu yang dipelajari untuk mengembangkan usaha konveksi Galeri Santri Mandiri Kudus," kata Rofiqoh dalam keterangannya, Jumat (14/10).

Dia menceritakan awal mengikuti program BWM karena saat itu dirinya  sedang merintis usaha penjualan pakaian jadi berbasis online sebagai reseller. 

BACA JUGA: Dukung UMKM Tembus Ekspor, Bea Cukai Gandeng Pemda dan Instansi Lain Berkolaborasi

Waktu itu Rofiqoh bermitra dengan tetangga-tetangganya yang sudah menjadi grosir besar pakaian.

"Jadi, saya mengambil gambar barang-barang mereka lalu saya online-kan di media sosial dan toko-toko online,” terang Rofiqoh.

BACA JUGA: Soal Perubahan Status BSI jadi BUMN, Pemerintah Diminta Jangan Tergesa-gesa

Ketika ikut program anggota BWM, Rofiqoh mendapat pinjaman Qardhul Hasan Rp 1 juta, dan saat itu dibelikan 1 unit mesin jahit kecil Merk Butterfly untuk memulai usaha konveksi.

Dia tidak sekadar meneruskan usaha reseller, tetapi justru mencoba menjadi produsen.

Menurut Rofiqoh jika hanya sekadar menjadi penjual pakaian jadi, dirinya tidak bisa memenuhi permintaan pasar baik dari segi model, bahan, dan jumlah termasuk ukuran. 

Oleh karenanya, Rofiqoh beralih untuk memproduksi sendiri pakaian jadi sesuai dengan permintaan pelanggan. 

“Suami saya ketika bujangan sempat menjadi buruh di konveksi tetangga, dan kami melihat  peluang di konveksi lebih menjanjikan,” kenang Rofiqoh. 

Dengan bermodalkan 1 unit mesin jahit, Rofiqoh dan suaminya memulai usaha konveksi, pembuatan seragam sekolah, baju paskibraka, baju muslim (baju koko, jilbab, mukena, gamis, dsb). 

“Awalnya setiap order yang masuk saya nekat menyanggupi semua, Jika kesulitan saya bekerja sama dengan rekan-rekan saya dan para tetangga yang bergelut di bidang usaha konveksi. Saya juga belajar secara otodidak,” ujar Rofiqoh. 

Pelan, tetapi pasti order mulai berdatangan dan bisa diselesaikan Rofiqoh.  Pada awal 2019, Rofiqoh juga menawarkan produk baju Paskibraka, dan mendapat respons bagus. Pada 2020 akhirnya Rofiqoh memutuskan resign dari guru di MTs Assaidiyah Kudus, karena ingin lebih fokus dalam usaha.

Akhir 2020  Rofiqoh bersama beberapa anggota BWM mengikuti program Digital Marketing yang diadakan BSI Maslahat untuk nasabah anggota BWMA. 

“Kami dikenalkan dengan penjualan online, kami diajari strategi penjualan dan cara meningkatkan potensi pasar di toko online kami yang tergabung dengan Shopee.” ujar Rofiqoh. 

Pelatihan digital marketing yang diikuti Rofiqoh, membawa dampak luar biasa bagi peningkatan order dan penjualan usaha konveksinya. Pembukuan tahun 2021 berhasil mencatat transaksi Rp 1 miliar lebih.

"Alhamdulillah dari usaha ini saya dan keluarga bisa meluaskan bangunan rumah sekaligus sebagai bengkel kerja kami,” ujar Rofiqoh .

Rofiqoh menyampaikan rasa terima kasih kepada BSI Maslahat, karena melalui program BWM sangat membantu pengembangan usahanya dengan modal pinjaman qardhul hasan atau pinjaman tanpa bunga sebesar Rp 1 juta. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Akuisisi BTN Syariah oleh BSI Dinilai Bakal Sulit Terwujud


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler