Model NIKSON Solusi Membangun Desa Berbasis Data

Selasa, 20 Juni 2023 – 00:50 WIB
Nikson Nababan seusai sidang desertasi dengan judul Perencanaan Pembangunan Berbasis Data Desa Presisi di Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara. Foto dok. Humas Pemkab

jpnn.com, TAPANULI UTARA - Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan menggunakan model NIKSON (needs, innovation, knowledge, synergy, operation and norm) dalam perencanaan pembangunan daerah berbasis data presisi.

Tahapan proses perencanaan didasarkan pada diagnosis masalah yang tepat dalam penentuan tujuan dengan proyeksi by name, by address, dan by coordinate

BACA JUGA: Kalurahan Wukirsari Jadi Wilayah Pertama di Yogyakarta yang Punya Data Desa Presisi

Model NIKSON diperoleh dari data desa presisi perencanaan pembangunan daerah di Tapanuli Utara.

 “Perencanaan meliputi diagnosis masalah, tujuan, prakiraan dan proyeksi, pengembangan alternatif, analisis feasibilitas, evaluasi dan pelaksanaan,” ujar Nikson Nababan dalam sidang desertasi dengan judul Perencanaan Pembangunan Berbasis Data Desa Presisi di Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.

BACA JUGA: Dirjen Bina Pemdes Eko Prasetyanto: Salah Satu Tugas Pemda Mengevaluasi Data Desa

Bupati Nikson mendapatkan hasil memuaskan dengan indeks prestasi kumulatif 3,82 di Sekolah Pascasarjana Institut Pemerintahan Dalam Negeri dalam sidang yang digelar pada Senin (12/6).

Bertindak sebagai promotor adalah Prof. Dr. Khasan Effendy., M.Pd., dengan co-promotor Prof. Dr. Dahyar Daraba., MSi dan Dr. Mansyur Achmad. Sidang dipimpin Wakil Rektor IPDN, Dr. Hyronimus Rowa. 

BACA JUGA: Rieke Diah Pitaloka Luncurkan Data Desa Presisi di Yogyakarta

Nikson Nababan menjelaskan dari perencanaan data desa tersebut, kemudian dikonstruksikan dalam model NIKSON, yaitu needs (kebutuhan) perencanaan pembangunan daerah melalui pendekatan kebutuhan dasar manusia tidak hanya ekonomi dan sosial. 

Melainkan, kata dia, yang paling dasar seperti masalah kehidupan, demokrasi, keadilan dan hak asasi manusia.

Kemudian innovation (baharu), yakni penyusunan data presisi di Tapanuli Utara merupakan langkah maju dalam penyusunan perencanaan pembangunan berdasarkan kebutuhan masyarakat.

Knowledge (pengetahuan) untuk menghasilkan perencanaan pembangunan yang lebih baik dan maju. Synergy (sinergitas) untuk menghasilkan keseimbangan yang harmonis dan optimum.

Menurut dia, ada beberapa syarat utama penciptaan sinergitas; kepercayaan, komunikasi yang efektif, umpan balik yang cepat (feedback), dan kreativitas. 

“Semua pihak dapat berperan menentukan arah dan tujuan perencanaan pembangunan yang harus terjaga dalam bentuk data desa presisi sesuai kehidupan masyarakat,” ujarnya. 

Operation (operasional) kegiatan pembangunan dilakukan berdasarkan perencanaan data desa presisi.

Terakhir, kata Nikson Nababan, adalah norm (kebijakan). Data desa presisi memiliki kemiripan dengan smart city, karena diterapkan dengan menghadirkan data yang memiliki tingkat akurasi dan ketepatan tinggi.

Menurut Nikson Nababan, penggunaan data yang akurat dari tingkat administrasi terendah yaitu pemerintahan desa sangat penting dalam menentukan perencaan pembangunan.

“Tapanuli Utara sudah menerapkan pentingnya basis data desa,” kata dia. 

Nikson Nababan kemudian menerjemahkan model NIKSON dengan semboyan, “Desa Kuat, Kota Maju, Indonesia Mandiri dan Berdikari (MARDEKA)”. 

Semua parameter pembangunan digunakan untuk mewujudkan masyarakat Tapanuli Utara yang sejahtera dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sambung Nikson Nababan. 

Namun, dia mengakui dalam proses penyusunan data desa presisi masih terdapat hambatan, di antaranya, keterbatasan sumber daya manusia dalam mengoperasikan teknologi digital, keterbatasan jaringan teknologi informasi di wilayah pedesaan Tapanuli Utara dan kebanyakan warga desa berladang, sehingga sulit ditemui enumerator. 

Dia menyarankan pemerintah menggunakan data desa presisi dalam perumusan kebijakan pembangunan. Ketersediaan data presisi dapat memotret gambaran desa secara akurat.

“Pemerintahan desa, kabupaten sampai pemerintah pusat akan mudah menentukan prioritas pembangunan sesuai kemampuan anggaran,” kata Nikson Nababan. 

Selain itu, penggunaan data desa presisi tidak akan mempengaruhi kebijakan perencanaan pembangunan apabila terjadi pergantian kepemimpinan dari desa sampai pusat.

 “Karena semua sudah berbasis data. Data desa presisi akan menjadikan Indonesia menjadi negara mandiri dan berdikari,” ujarnya. 

Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan Sekolah Pascasarjana IPDN yang juga co-promotor, Dr. Mansyur Achmad, menyarankan disertasi Nikson Nababan dijadikan buku yang berguna bagi pemerintah dan masyarakat. Nantinya bisa dijadikan acuan pembangunan di daerah. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rieke Diah Pitaloka Menggaungkan Pentingnya Data Desa dan Kota Presisi dari Indarung


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler