jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI Rieke Diah Pitaloka meluncurkan penggunaan data desa presisi (DDP) di Desa Wukirsari, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
"DDP mengintegrasi data spasial atau lima jenis peta dengan data numerik, khususnya lima aspek kesejahteraan rakyat (kesra) yang diamanatkan UUD 1945," kata Rieke melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (24/2).
BACA JUGA: Kick Off Data Desa Presisi, Rieke Beberkan Pentingnya Integrasi Data Spasial
Rieke menjelaskan DDP merupakan temuan Dr. Sofyan Sjaf dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
Temuan itu lalu dikolaborasikan dengan hasil penelitian disertasi Dr. Rieke Diah Pitaloka di FISIP Universitas Indonesia (UI).
BACA JUGA: Dosen UII yang Hilang Kontak Ditemukan, Ternyata Ini Alasannya ke Amerika
"Penelitian itu terkait pentingnya data dasar negara yang akurat dan aktual, yang direproduksi melalui pendataan desa dengan menggabungkan pendekatan top down dan bottom up," terangnya.
Kepala Biro Tata Pemerintahan Pemprov Yogyakarta KPH Yudonegara menegaskan pentingnya basis data desa dan kelurahan untuk memperkuat keistimewaan Yogyakarta.
BACA JUGA: Rafael Alun Trisambodo Ayah Dandy Mengundurkan Diri sebagai ASN Ditjen Pajak
Hal itu bertujuan agar kebijakan pembangunan dan reformasi birokrasi dapat dilakukan dengan lebih baik, terukur, terencana, tepat sasaran dan cepat.
Dia menyebut Uji coba DDP tersebut bakal diintegrasikan dengan aplikasi kelurahan yang telah dibangun Pemerintah Provinsi DIY.
Sementara itu, Ketua DPRD Bantul Ahmad Zabidi Marzuki mendorong agar praktik DDP di Desa Wukirsari menambahkan beberapa parameter kebudayaan.
Hal itu dinilai sangat penting bagi konservasi dan revitalisasi kebudayaan di Bantul, yang mampu meningkatkan ekonomi warga dengan tetap menjaga kearifan lokal desa dan kelurahan.
Praktik DDP sendiri merupakan pendataan pedesaan yang melibatkan warga desa dan aparatur desa.
Tim spasial dan sosial, serta enumerator pendataan yaitu pemuda desa dari setiap RT atau dukuh.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam