Moduit Membeberkan Keuntungan Investasi Sukuk Ritel, Mohon Disimak

Senin, 29 Agustus 2022 – 20:39 WIB
Moduit ajak berinvestasi SBN Ritel. Foto: Moduit

jpnn.com, JAKARTA - Inflasi global melambung memaksa banyak negara telah menaikan suku bunga acuannya secara agresif.

Kenaikan suku bunga merupakan faktor utama terjadinya perlambatan ekonomi dan resesi ekonomi.

BACA JUGA: Moduit Berbagi Solusi Mengatasi Mahalnya Biaya Pendidikan Anak

Pengendalian inflasi sebagai langkah yang harus dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia dalam mewaspadai tekanan global, dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap tinggi.

Dalam upaya tersebut pemerintah telah meningkatkan subsidi energi dan bahan bakar tahun ini untuk menjaga daya beli masyarakat.

BACA JUGA: Ternak Uang Edukasi Pentingnya Investasi Kepada Generasi Muda

Hasilnya terbukti ampuh meningkatkan pertumbuhan ekonomi kuartal-II 2022 di 5,44 persen YoY (Year on Year).

Meskipun inflasi Indonesia tercatat meningkat ke level 4,94 persen YoY pada Juli 2022, tetapi inflasi inti masih relatif rendah di 2,86 persen YoY.

BACA JUGA: TASPEN Berkomitmen Terapkan GCG Dalam Pengelolaan Investasi dan Operasional

Hal itu menjadi acuan Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan 7 days repo rate di 3,5 persen pada pertemuan Rapat Dewan Gubernur di bulan Juli kemarin.

Masih rendahnya tingkat suku bunga simpanan atau deposito membuat masyarakat mencari alternatif investasi lain.

Menurut Head of Advisory & Investment Connoisseur Moduit, Manuel Adhy Purwanto, satu instrumen yang menarik ialah obligasi pemerintah dengan jangka waktu di bawah 10 tahun.

Pemerintah akan menawarkan satu obligasi ritel, yakni Sukuk Ritel seri SR017 yang akan ditawarkan pada 19 Agustus hingga 14 September 2022 yang memiliki tenor 3 tahun.

Lebih lanjut, Manuel optimistis SR017 akan banyak diminati melihat likuiditas dana masyarakat cukup tinggi.

“Acuannya SBR011 yang diterbitkan pemerintah sebelumnya dengan tingkat kupon 5,5 persen, sementara suku bunga deposito rata-rata diangka 2 persen-3 persen. Kami harap imbal hasil SR017 lebih tinggi lagi,” ujar dia dalam keterangan resminya, Senin (15/8).

Selain itu, Sukuk Ritel termasuk SR017 merupakan surat utang yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder (tradable).

Memungkinkan bagi investor untuk menjual di pasar sebelum jatuh tempo setelah masa periode holding berakhir, kapan pun investor membutuhkan dana.

Mekanisme itu memungkinkan pemegang sukuk ritel dapat memperoleh capital gain dari selisih kenaikan harga saat beli dengan harga saat jual.

Hal itu berbeda dengan SBR011 yang tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder, sehingga harus disimpan hingga jatuh tempo.

Di samping perolehan imbal hasil yang akan dibayar negara setiap bulan dengan imbal hasil tetap, berinvestasi pada Sukuk Ritel memiliki keutamaan lain, yakni mengusung prinsip syariah.

Adapun tujuan penerbitan Sukuk Ritel untuk pembiayaan APBN dan pembiayaan pembangunan terutama di sektor infrastruktur.

Selain itu, Manuel Adhy Purwanto menyampaikan Sukuk Ritel SR017 sangat mudah diakses dan dengan investasi minimum yang terjangkau, minimal Rp 1 juta.

Masyarakat bisa memperoleh SR017 melalui platform Moduit dengan membuka RDN terlebih dulu.

“Sebagai mitra distribusi pemerintah untuk SR017, Moduit hadir dan siap membantu masyarakat,” tutup Manuel Adhy Purwanto. (rdo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lewat Cara Ini, Bea Cukai Dorong Investasi Kondusif di Indonesia


Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler