jpnn.com, BANJARMASIN - Pria inisial TS sudah dua kali sukses menjalankan aksinya mencuri gabah dengan menggunakan mobil.
Namun untuk aksi yang ketiga kalinya, lelaki berumur 26 tahun ini terpaksa harus berurusan dengan pihak kepolisian Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel. Dia diringkus di Desa Kapuh, Kecamatan Haruyan, kemarin (1/5) siang.
BACA JUGA: NAM Air Tambah Frekuensi Rute Samarinda - Banjarmasin
Sebelumnya, beberapa hari yang lalu, warga di Kabupaten HST merasa resah. Berkarung-karung hasil panen tiba-tiba raib. Dicuri oleh seseorang dengan menggunakan mobil.
Kejadian tersebut terjadi di Desa Kayu Bawang dan Desa Aluan Bakti. Setelah itu, aksi yang sama juga terjadi di Desa Banua Kepayang Kecamatan Labuan Amas Selatan (LAS).
BACA JUGA: PAN Luar Biasa, Mampu Geser Dominasi Partai Golkar
“Ada 12 karung gabah jenis siam yang kami panen. Ketika pulang dari sawah, ternyata sudah hilang semua. Kami coba tanyakan ke tengkulak yang biasanya membeli gabah, mereka tidak tahu,” beber Salmah.
BACA JUGA: Detik – detik Kodok Bunuh Pacarnya, Diakhiri Kecupan di Kening
BACA JUGA: Kiat Banjarmasin Kembangkan Pariwisata
Warga Desa Aluan Bakti, ini datang ke Polres HST karena mendengar kabar bahwa pelaku pencurian sudah ditangkap.
Aksi ketiga dapat digagalkan setelah pihak Polres HST mendapat laporan dari warga Desa Banua Kepayang.
Saat itu, warga melihat ciri-ciri pelaku beserta kendaraan yang digunakan, mengangkut belasan gabah ke dalam sebuah mobil mini bus berwarna silver. Bersama dengan warga, Polres HST pun akhirnya berhasil meringkus pencuri di Desa Kapuh Kecamatan Haruyan, pada pukul 09.00.
Aksi pencurian gabah ini tergolong unik. Di hadapan wartawan, TS, mengaku menyamar sebagai tengkulak. Dia mengatakan, para tengkulak terbiasa membayar lebih dahulu gabah yang dibeli dari para petani.
Urusan mengangkut, tengkulak melakukannya belakangan. Memanfaatkan kebiasaan tersebut, TS, lantas dengan mudah mengibuli warga ketika melancarkan aksinya.
“Kalau ada yang bertanya, saya tinggal bilang kalau gabah sudah dibayar atau mengangkut milik tengkulak. Sekali mengangkut, bisa 11 sampai 12 karung. Saya mengangkutnya sendirian. Terkadang, untuk memasukkan berkarung-karung gabah ke dalam mobil, ada warga yang membantu, karena mereka tidak merasa curiga,” urai TS, kepada Radar Banjarmasin (Jawa Pos Group).
TS menjelaskan bahwa selalu menggunakan mobil yang berbeda-beda. Untuk aksi yang pertama, dilakukan dengan mobil mini bus warna hijau. Sementara aksi kedua dan ketiga, dilakukan dengan mobil mini bus warna silver. Semua mobil yang digunakan, merupakan mobil sewaan.
“Gabah, saya jual ke luar daerah. Salah satunya ke Hulu Sungai Selatan (HSS). Dijual seharga Rp2 juta untuk 11 karung gabah,” bebernya. Dia menambahkan, uang hasil penjualan, digunakan untuk keperluan sehari-hari keluarganya di rumah.
Sementara itu, Khairani, salah seorang pemilik rental mobil, tidak menyangka bahwa mobilnya disewa untuk mencuri gabah. Sebelumnya, kepada Khairani, TS beralasan bahwa mobil yang disewa bakal digunakan untuk jalan-jalan bersama keluarga. Menikmati hari libur.
“Selain meninggalkan KTP, dia juga meninggalkan sepeda motornya sebagai jaminan. Saya bersyukur, mobil saya tidak jadi bulan-bulanan warga,” jelas Khairani, kemarin. Dia, datang untuk melihat kondisi mobilnya di Polres HST.
Terkait hal tersebut, Kapolres HST, Ajun Komisaris Besar Polisi Sabana Atmojo, menambahkan bahwa tersangka melakukan aksi pencurian pada saat warga pergi ke sawah. Khususnya pada pukul 08.00 hingga pukul 09.00 pagi. Tindak pencurian ini bukan pencurian yang melibatkan sindikat.
“Pencurian dilakukan sendirian dan menjualnya pun sendirian. Pelaku, dikenai pasal 362 dengan ancaman hukuman lebih lima tahun penjara,” ujarnya. (war/ay/ran)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Banjarmasin Selatan Tewas Bersimbah Darah Kena Tikam
Redaktur & Reporter : Soetomo