PAN Luar Biasa, Mampu Geser Dominasi Partai Golkar

Senin, 29 April 2019 – 08:54 WIB
Bendera Partai Amanat Nasional (PAN).

jpnn.com, BANJARMASIN - Dominasi Partai Golkar di DPRD Banjarmasin berakhir, digeser Partai Amanat Nasional (PAN). Meski hasil resmi Pemilu 2019 belum resmi diumumkan, tapi Partai Golkar telah memprediksinya.

Hal tersebut berdasar pengakuan Ketua DPD Golkar Banjarmasin yang juga Ketua DPRD Banjarmasin, Ananda. "Pleno di kecamatan-kecamatan masih berlangsung. Tapi tampak jelas, PAN bakal keluar sebagai pemenang," ujarnya seperti diberitakan Radar Banjarmasin (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Hanura dan PPP tak Dapat Kursi, NasDem Mengejutkan

Perolehan suara Golkar cuma kokoh di Dapil Banjarmasin Barat dan Tengah. Sedangkan di Dapil Banjarmasin Timur, Selatan dan Utara, Golkar tampak goyah. "Penurunan suara di tiga dapil itu masif sekali," imbuhnya.

Sebagai peraih kursi terbanyak, otomatis PAN berhak atas kursi Ketua DPRD Banjarmasin. Ananda bisa menerima kenyataan tersebut. Alasannya, peta politik di Banjarmasin amat dinamis.

BACA JUGA: 89 Pengurus Daerah PAN Minta Bara Hasibuan Dipecat

Banjarmasin bukan Barito Kuala yang terkenal sebagai basis kuning. Bukan pula Tanah Bumbu yang tersohor sebagai basis merah.

BACA JUGA: Hanura dan PPP tak Dapat Kursi, NasDem Mengejutkan

BACA JUGA: Kalahkan Petahana, Dipo Berpeluang Sumbang Satu Kursi untuk PAN

"Di sini, belum ada satu partai pun yang sanggup tampil dominan. Setiap lima tahun sekali pasti berganti," tegasnya.

Dia mengambil contoh Pileg 2009. Saat itu Partai Demokrat berjaya. Jabatan ketua dewan pun disabet. Lima tahun kemudian, Golkar mendongkel partai besutan SBY tersebut. Tahun ini rupanya giliran PAN.

Mengapa Golkar bisa kalah? Pengurus partai kini sibuk menganalisis penyebabnya. "Sedang dievaluasi. Kami masih meraba-raba," tukasnya.

Namun, Ananda mencoba optimis. Tahun 2020, Banjarmasin menghadapi Pilkada. Dalam pemilihan wali kota dan wakil wali kota itu, Golkar sudah siap bertarung habis-habisan.

"Tahun 2015, Golkar tak bisa bertarung di Pilkada. Gara-gara problem dualisme kepemimpinan partai. Nah, tahun depan Golkar siap menjadi kontestan," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua DPC PDIP Banjarmasin, Suprayogi enggan menyatakan pemilu telah dimenangi PAN. Dia lebih tertarik membicarakan perolehan suara dan kursi partainya. "Soal PAN, Anda lihat sendiri saja," ujarnya, Jumat (26/4).

PDIP berada di zona aman. Dalam artian, setiap dapil bisa menyumbangkan kursi. Merujuk perhitungan C1 plano internal partai. "Hitung-hitungan kami bisa lima kursi. Artinya aman-aman saja," tambahnya.

Saat ini Suprayogi juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Banjarmasin. "Dibandingkan pemilu 2014, harapan saya bisa menambah suara partai. Karena kalau dituntut menambah kursi, rasa-rasanya kok berat," akunya.

Dampak Pilpres juga jangan dilupakan. Di Banjarmasin, mengacu hasil quick count, pasangan Prabowo-Sandi menang dengan perolehan suara 60,13 persen. Sebagai pengusung pasangan Jokowi-Amin, PDIP tentu turut merasakan imbasnya.

"Ya, kubu 01 kalah. Jelas berdampak bagi PDIP. Tapi di Banjarmasin enggak signifikan. Buktinya, perolehan suara kami tidak anjlok," tegas Suprayogi.

Dihubungi via WhatsApp, kemarin (27/4), Ketua DPD PAN Banjarmasin, Harry Wijaya yakin bisa meraih dua kursi per dapil. "Insya Allah bisa dapat sepuluh kursi," ujarnya.

Artinya, lonjakan perolehan suara PAN mencapai 150 persen. Karena pada Pileg 2014 lalu PAN hanya meraih empat kursi. PAN tumbang di dapil Utara.

Tapi Harry enggan jemawa. Dia tak ingin mendahului KPU. Diingatkannya, rekap suara manual baru mencapai kecamatan. "Mudah-mudahan saja perhitungan internal partai tidak jauh berbeda dengan hasil pleno di lima kecamatan nanti," tambahnya.

Taruhlah prediksi itu tak meleset. Sah-sah saja bagi Harry untuk mengincar kursi ketua dewan. Lagi-lagi dia mencoba merendah. "Insya Allah, tolong doanya," tukasnya.

Lalu, apa strategi yang berhasil melambungkan PAN? Konyol jika menyebut kemenangan ini sebagai kebetulan. Harus dicatat, Harry adalah menantu Muhidin. Ketua DPW PAN Kalsel yang juga mantan Wali Kota Banjarmasin.

Muhidin terakhir kali tampil di depan publik saat mendeklarasikan pengalihan dukungan PAN Kalsel dari kubu 02 ke kubu 01. Manuver yang menghebohkan itu dia ambil pada Desember 2018.

BACA JUGA: Ini Nama – nama Caleg Pendatang Baru dari PDIP Gusur Petahana

Banyak yang mengatakan, PAN sukses mengkudeta Golkar berkat mesin politik Muhidin. Yang sudah dia bina sejak masih menjabat sebagai wali kota.

Ketika teori itu disodorkan kepada Harry, dia enggan berkomentar. "Mungkin segitu dulu informasi yang bisa saya sampaikan," tutupnya.

Sebagai gambaran, Pileg 2019 di Banjarmasin diikuti 15 partai. Minus Partai Kesatuan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Tercatat 583 caleg bertarung merebutkan 45 kursi di DPRD Banjarmasin. (fud/by/ran)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kiat Banjarmasin Kembangkan Pariwisata


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler