jpnn.com, TANGSEL - Kepala Kantor Staf Presiden Jenderal (Purn) Moeldoko meminta guru jangan menjadi provokator. Sebagai kaum intelektual, guru mestinya jadi pemersatu bangsa.
Mantan Panglima TNI ini mengaku sedih karena menemukan guru yang mengajarkan siswanya untuk tidak bergaul dengan bukan sepaham.
BACA JUGA: Kisah 10 Guru asal Indonesia Berlatih jadi Astronot
"Jangan mempertentangkan soal suku apalagi agama. Guru perannya sentral, jangan ajari siswa untuk melihat mereka itu berbeda sehingga tidak layak ditemani," ujar Moeldoko dalam orasi ilmiahnya di depan wisudawan-wisudawati Universitas Terbuka (UT), Tangerang Selatan, Selasa (3/7).
Dia meminta guru-guru lulusan UT ikut membantu pemerintah dalam menyelesaikan masalah krusial seperti narkoba dan radikalisme. Apalagi peran guru sangat sentral karena setiap hari mereka yang berinteraksi dengan siswa.
BACA JUGA: Ketua MPR: Radikalisme Tumbuh Karena Alpa pada Pancasila
"Masalah narkoba, radikalisme menjadi persoalan utama bangsa. Orang tua waswas memikirkan masa depan anaknya. Di sini guru harus berperan penting. Saya sedih melihat ada guru yang mengajarkan siswa untuk tidak bergaul dengan bukan seagama dengannya," bebernya.
Moeldoko lagi-lagi meminta masyarakat jangan mempertentangkan tentang perbedaan agama karena kita semua terlahir memilik pilihan-pilihan. Jangan pula mempertentangkan agama dengan ideologi.
BACA JUGA: Kepala BNPT Ajak Rektor Deteksi Dini Radikalisme di Kampus
"Kehadiran intelektual dibutuhkan untuk memerkuat bangsa. Jangan sibuk bertikai dalam negeri. Negara lain sudah melangkah jauh, kita masih bertikai," tandasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demi Menang Pemilu, Erdogan Rendahkan Profesi Guru
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad