Moeldoko Jawab Keluhan Petani Garam Desa Rawaurip, Begini

Kamis, 25 Agustus 2022 – 23:00 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Foto: Humas KSP.

jpnn.com - JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut abrasi dan banjir rob yang terjadi di Desa Rawaurip, Pangenan, Cirebon, Jawa Barat, sudah berlangsung dua tahun terakhir.

Akibatnya, banyak petani garam yang mengeluh. Karena lahan pertanian mereka terendam air.

BACA JUGA: Cerita Masa Kecil Moeldoko Ternyata Cukup Seru

Menurut Moeldoko, abrasi dan rob terjadi karena lingkungan sekitar terutama bibir pantai mengalami kerusakan, sehingga tidak ada tanggul alami untuk mencegah air laut masuk ke area tambak garam.

“Memang salah satu yang dikeluhkan oleh petani saat saya berkunjung ke sana (desa Rawaurip) pada akhir tahun lalu yaitu soal abrasi dan rob."

BACA JUGA: Moeldoko Disebut Sosok Tepat Menggantikan Jokowi, Benarkah?

"Kondisi lingkungan di bibir pantai rusak dan butuh revitalisasi,” ujar Moeldoko, di Jakarta, Kamis (25/8).

Sebagai informasi, Moeldoko melakukan kunjungan kerja di desa Rawaurip, Cirebon pada 8 Oktober 2021 lalu.

BACA JUGA: Moeldoko Sebut Kendaraan Dinas Pejabat Akan Diganti Mobil Listrik, Kapan?

Moeldoko pada kesempatan itu mendengar berbagai keluhan petani garam.

Salah satunya soal abrasi dan rob.

Menindaklanjuti hal itu, Kantor Staf Presiden telah berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan lembaga terkait dalam penanganan kerusakan ekosistem mangrove.

Kantor Staf Presiden bersama Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk – Cisanggarung juga telah menangani pendangkalan sungai Cimanis Bangka Deres akibat sedimentasi, dengan melakukan pengerukan.

“Untuk rehabilitasi mangrove, KSP juga sudah memfasilitasi koordinasi dengan KKP dan yayasan BUMN."

"Namun, ada kendala soal lokasi penanaman, tidak kondusif karena tingginya pasang surut air laut."

"Untuk pendangkalan saluran air, KSP memfasilitasi koordinasi dengan BBWS Kementerian PUPR untuk pengerukan. Semuanya sudah dieksekusi,” ucapnya.

Moeldoko lebih lanjut mengatakan Kantor Staf Presiden telah mendorong Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional DKI Jakarta–Jawa Barat segera melakukan perbaikan jalan rusak menuju lokasi tambak garam, yakni sepanjang 3,5 kilometer.

“Pada April lalu, Deputi I KSP bersama Bina Marga sudah meninjau lokasi. Tentu kami akan dorong untuk segera dilakukan perbaikan,” katanya.

Sementara terkait keinginan masyarakat agar dibangun tembok pembatas tanah sebagai penghalau banjir rob, Moeldoko menyebut sampai saat ini masih dicari teknis yang tepat.

“Jangan sampai nanti kalau dibangun tembok, justru akan terjadi pendangkalan di bibir pantai. Soal itu masih dicari solusinya,” pungkas Moeldoko. (gir/jpnn)


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler