Moeldoko: Saya Anak Petani, Tahu Persis Masalah Petani 

Jumat, 08 Oktober 2021 – 15:26 WIB
Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko bertemu dan berbincang dengan petani garam di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Cirebon, Jawa Barat, Jumat (8/10/2021). ANTARA/HO-KSP.

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko mengajak para petani garam di Desa Rawaurip, Pangenan, Cirebon, Jawa Barat, untuk tetap optimistis meskipun masih menghadapi berbagai persoalan.

Salah satunya ialah masalah anjloknya harga garam di pasaran. 

BACA JUGA: Sumbang Gerobak Sayur, Moeldoko Wujudkan Mimpi Sederhana Sudarsih

"Saya anak petani, saya tahu persis masalah petani. Kita harus optimistis dan terus memproduksi garam dengan kualitas bagus, agar petani garam di sini sukses dan kaya-kaya," ujar Moeldoko sebagaimana siaran pers Kantor Staf Presiden (KSP) yang diterima di Jakarta, Jumat (8/10). 

Moeldoko menyampaikan itu saat berdialog dan mendengar aspirasi dari para petani garam di Desa Rawaurip. 

BACA JUGA: Jenderal (Purn) Moeldoko Meluncurkan Aplikasi Bela KSP

Ismail Marzuki, salah satu petani garam di Desa Rawaurip, menyampaikan keluhan tentang harga yang anjlok.  

"Harga garam anjlok sekali, hanya Rp 500 per kilogram,” kata Ismail Marzuki kepada Moeldoko.  

BACA JUGA: Petani Garam Menyambut Baik Sikap Moeldoko, ini Penyebabnya

Dia pun memohon pemerintah memberikan solusi atas persoalan tersebut. 

“Kami mohon Pemerintah bisa segera menetapkan Harga Eceran Terendah (HET)," ujar Ismail. 

Selain harga garam yang anjlok, lanjut Ismail, petani juga kesulitan menghasilkan garam dengan metode geomembran karena keterbatasan sumber daya.

Dia menjelaskan satu gulung geomembran Rp 5 juta. 

Untuk satu hektare, kata dia, bisa membutuhkan 10-12 gulung geomembran. 

“Petani akhirnya menggunakan plastik busa yang menghasilkan garam tidak maksimal," keluh Ismail.

Petani garam lain bernama Insyaf menambahkan petani saat ini juga menghadapi ancaman abrasi pantai.

"Tahun lalu terjadi banjir rob dari utara dan selatan, petani gagal panen dan tidak memiliki penghasilan, pak," kata Insyaf.

Moeldoko merespons hal tersebut menyatakan bahwa pemerintah tengah menyiapkan alternatif solusi untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi petani garam di lapangan.

Moeldoko menjelaskan di antaranya soal kebijakan impor garam industri dan revitalisasi bibir pantai.

"Info dari kementerian terkait, soal kebijakan impor nanti akan langsung ke pengguna sehingga tidak bocor di pasaran, sedangkan masalah abrasi, akan ada program revitalisasi bibir pantai utara," kata mantan Panglima TNI itu. Kepada para petani, Moeldoko juga berjanji akan menyampaikan aspirasi petani garam kepada kementerian/lembaga terkait.  (antara/jpnn) 

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler