jpnn.com, JAKARTA - Pemerhati komunikasi politik Tjipta Lesmana menyoroti langkah Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko menduduki posisi ketua umum Partai Demokrat (PD) melalui kongres luar biasa (KLB) di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara pada awal Maret lalu.
Guru besar ilmu komunikasi itu menyinyalir manuver politik Moeldoko merebut PD sebagai pertanda kuat bahwa Indonesia kembali mengarah ke masa kelam ala Orde Baru.
BACA JUGA: Sukarelawan Pendukung Jokowi Bersuara, Harapkan Moeldoko Tetap di Istana
Menurut Tjipta, partai politik yang didirikan masyarakat merupakan bagian penting dalam demokrasi. "Jadi partai politik itu penting, bahkan sangat penting dalam sistem demokrasi," kata dia dalam akun Realita TV di YouTube, Jumat (12/3).
Peraih gelar master bidang komunikasi dari University of Chicago itu menegaskan bahwa sebuah negara tanpa partai politik tidak bisa disebut menganut demokrasi.
BACA JUGA: Ada Cerita soal AHY Masuk Ruangan lalu Hadirin Diminta Menghormat, Jhoni Allen Marah
Sebab, partai politik harus berfungsi sesuai tujuan pembentukannya, yaitu mengontrol pemerintah dan meningkatkan partisipasi masyarakat.
Tjipta lantas mengutip pernyataan filsuf Yunani Aristoteles tentang manusia sebagai homo politicus atau makhluk politik. Sebagai makhluk politik, manusia haus akan kekuasaan.
BACA JUGA: Tjipta Lesmana, Jimly dan Anies Baswedan Masuk Komite Konvensi Demokrat
"Apa pun bentuknya tetapi kecenderungannya maunya lagi, lagi, dan lagi. Karena duduk di kursi itu enak sekali, kalau bisa dirinya terus berkuasa," tegasnya.
Menurut Tjipta, penguasa yang ingin berkuasa terus-menerus tak mau parpol menjalankan fungsinya sebagai pengontrol kekuasaan.
"Di sini terjadi benturan, parpol yang bagus dan dilihat membahayakan harus dikemplang, matikan dia, dalam upaya melanggengkan kekuasaan," ujar penulis buku Dari Soekarno sampai SBY: Intrik & Lobi Politik Para Penguasa itu.(esy/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
BACA ARTIKEL LAINNYA... Keras! Loyalis AHY Sebut Kubu Moeldoko Konsisten Bohong
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad