Mohon Doa Restu Melalui Wawancara Televisi

Selasa, 17 Agustus 2010 – 18:54 WIB
ARTY ARDHILA. Pembawa Baki Bendera Dalam Upacara Detik-Detik Proklamasi ini adalah Siswi SMA N I Bengkalis Riau. Bercita-Cita Menjadi Dokter, Mengaku Harus ketika mendengar Dentuman Meriam. FOTO :Agus Srimodin/jpnn
JAKARTA - Upacara detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI ke 65 di Istana Negara  benar-benar menjadi hari istimewa bagi Arty Ardhila, Siswi SMA Negeri I Bengkalis RiauPasalnya, pelajar kelahiran Bengkalis, Riau 2 Januari 1993 ini, banyak mengalami kejutan dalam upacara yang dipimpin langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.

"Terima kasih, terima kasih semuanya," kata Arty ketika ditemui JPNN usai mengikuti ipacara penurunan bendera di Istana negara

BACA JUGA: Keluar Penjara, Saleh Djasit Dirikan Pesantren

Matanya berkaca-kaca
"Doakan Arty biar sukses ya...," pinta Arty seperti tak kuat menahan air matanya

BACA JUGA: PLN Sorong Tambah Mesin Baru



Ia mengaku senang, bahagia bercampur aduk
"Sulit mas untuk menceritakan sekarang,"ujarnya

BACA JUGA: 160 Serdadu Kodam XII Cenderawasih Trinveksi HIV/AIDS

Arty mengaku senang karena sukses menjalankan tugas sebagai pasukan paskibrakaIa mengaku bangga karena mewakili daerahnya di ajang yang sangat penting itu"Saya benar-benar bersyukur karena sukses menjalankan tugas ini."

"Terima kasih ya Allah, terima kasih UmiTerima kasih semuanya," lagi-lagi Arty mengucap syukurSiswi kelas 3 IPA SMA Negeri I Bengkalis itu tak henti-hentinya mengucap syukur ke IllahiIa tak kuasa menahan haru, dan sesekali menahan senyum menyembunyikan kebanggaannya"Di sini semuanya mendadak, jadi membuat saya serba terkejut," ujarnya.

Sungguh diluar dugaan jika kemudian Arty yang terpilih sebagai pembawa baki bendera pusakaBahkan, dia mengaku sempat terkejut ketika Pangdam Jaya Mayjen Marciano Norman mengumumkan bahwa dirinya yang akan membawa baki bendera pusaka"Terus terang saya terkejut, karena semua itu baru diumumkan jam 07.00, beberapa jam sebelum upacara detik-detik proklamasi dimulai," kata Arty membuka cerita.

Tentu, segalanya sudah dipersiapkanKarena regu paskibraka sudah menjalani latihan keras secara terus menerus"Tentu saja kami semua sudah siap untuk mendapatkan tugas apa pun karena kami memang sudah menjalani latihan khusus, Cuma, ketika diumumkan, saya tidak sempat meminta doa restu kepada Ibu di rumahKami tidak siap berkomunikasi, sekalipun melalui telepon,' ujarnya.

Bersyukurlah Arty, beberapa saat sebelum menjalankan tugas beratnya ia diwawancarai sebuah televisiKesempatan itu pula yang ia pergunakan untuk meminta doa restu kepada IbunyaIbu Arty adalah seorang pedagang kecil yang tinggal di BengkalisIa tidak bisa menyaksikan langsung kiprah putrinya di depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan seluruh pejabat maupun duta besar di Istana negara karena keterbatasan biaya.

"Sekarang saya sudah lega, telah menjalankan tugas dengan baik," katanyaArty mengaku, upacara detik-detik proklamasi telah membuatnya haru dan bangga terhadap kebesaran bangsa ini.  “Dentuman meriam tadi bikin aku sangat haruSempat gugup waktu ambil bendera, tapi syukur semuanya menjalan lancar,” ujarnya.

Membawa Baki dalam pasukan paskibraka memiliki kebanggaan tersendiriKarena, dengan membawa Baki bendera itu, Arty bisa berhadapan langsung dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang kala itu bertindak sebagai sebagai inspektur upacaraIa pula yang menerima duplikat Bendera Pusaka untuk dikibarkan pada upacara detik-detik proklamasi yang diselenggarakan setiap tanggal 17 Agustus tersebut."Sungguh ini merupakan kesempatan yang tidak pernah saya duga sebelumnya," Arty menegaskan.

Ujia berat itu kini telah diselesaikan dengan baik oleh ArtyApalagi,proses seleksi menjadi anggota Paskibraka itu bukan seperti meniup sebuah lilinTetapi, semua peserta diseleksi di sekolah, kabupaten, lalu provinsiSetelah dikarantina sekitar tiga minggu di Cibubur, Jakarta Timur, sebanyak 66 siswa terbaik utusan dari seluruh Indonesia itu digembleng oleh para purna parkibraka dan petugas.

Gadis berdialek melayu itu mempunyai segudang prestasi, antara lain marching band dan Bujang Dara Riau (putra-puteri Riau)“Arty ingin jadi dokterMohon doanya ya, insyaallah tercapai,” kata putri Idham itu sambil membenahi peci hitamnya.

Keharuan dirasakan pula oleh seluruh anggota PaskibrakaSebut saja pengakuan Meirisa Indah Pratiwi dari Kalimantan Timur dan Agung Saputra dari Sumatera SelatanMeirisa merasa bangga bisa bertemu langsung dan bersalaman dengan Presiden SBYBegitu pula dirasakan oleh Agung“Kami sangat bangga, apalagi kesempatan ini hanya terjadi seumur hidup sekali, alhamdulillah, kak,” katanya.

Upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI ke-65 kali ini bertepatan dengan pelaksanaan ibadah puasa Ramadan 1431 Hijriyah, sama seperti saat Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, 65 tahun silam
           
Dentuman 17 kali meriam diiringi sirine sekitar satu menit membuat ribuan orang yang memadati Istana Merdeka Jakarta terdiamPresiden SBY didampingi ibu negara Ani Yudhoyono, dan Wakil Presiden Boediono didampingi ibu Herawati bersama seluruh undangan VIP berada di atas panggung depan halaman Istana Merdeka.

Teks proklamasi dibacakan oleh Ketua DPD RI Irman Gusman, dilanjutkan doa oleh Menteri Agama Suryadharma AliHadir pada upacara khidmat itu seluruh menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II, duta besar dan perwakilan negara sahabat, ratusan wartawan asing dan dalam negeri, serta ribuan pelajar yang tergabung dalam grup Gita Bahana Nusantara.

Komandan upacara Kolonel Iwan Isnurwanto MAP, dari Mabes TNI Angkatan LautPembawa baki ialah Arty Ardhila, siswa SMA Negeri 1 Bengkalis, RiauPerempuan muda ini kelahiran Bengkalis, 2 Januari 1993Pasukan pengibar bendera ialah I Nyoman Agus Santika Ardiana (siswa SMA Negeri 1 Kuta, Bali), Putra Dwi Alfons (SMA Negeri I Limbato, Gorontalo), dan Ismail Husain (SMA Model Terpadu Madani, Sulteng)(gus/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jalan Exxon Mobil Undang Maut


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler