Mohon Maaf, Mas Menteri Nadiem Minta Muhammadiyah & NU Ikut POP Lagi

Selasa, 28 Juli 2020 – 17:53 WIB
Nadiem Makarim. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim meminta Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU)  dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) kembali bergabung dalam Program Organisasi Penggerak (POP).

Menurut Menteri Nadiem, ketiga organisasi itu merpakan mitra strategis pemerintah yang telah berjasa besar di dunia pendidikan, bahkan jauh sebelum Indonesia berdiri.

BACA JUGA: Penjelasan Kemendikbud soal POP dan 3 Skema Pendanaannya

"Dengan penuh rendah hati, saya memohon maaf atas segala ketidaknyamanan yang timbul dan berharap agar ketiga organisasi besar ini bersedia terus memberikan bimbingan dalam proses pelaksanaan program, yang kami sadari betul masih jauh dari sempurna," ujar Menteri Nadiem melalui siaran pers, Selasa (28/7).

Mas Menteri -panggilan akrabnya- menjelaskan, Putera Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation sebagai mitra POP tidak memperoleh kucuran dana APBN. Sebab, keduanya mengikuti POP dengan menggunakan skema pembiayaan mandiri.

BACA JUGA: Jangan Sampai Muhammadiyah dan NU Terluka karena POP

"Berdasarkan masukan berbagai pihak, kami menyarankan Putera Sampoerna Foundation bisa menggunakan pembiayaan mandiri tanpa dana APBN dalam Program Organisasi Penggerak dan mereka menyambut baik saran tersebut. Harapan kami ini akan menjawab kecemasan masyarakat mengenai potensi konflik kepentingan, dan isu kelayakan hibah yang sekarang dapat dialihkan kepada organisasi yang lebih membutuhkan,” bebernya.

Menteri Nadiem menambahkan, nantinya mitra POP yang menggunakan skema pembiayaan mandiri tidak wajib mematuhi semua persyaratan pelaporan keuangan sebagaimana organisasi yang memperoleh kucuran dana APBN.

BACA JUGA: Mengejutkan, Muhammadiyah Mundur dari Program Organisasi Penggerak

Walakin, Kemendikbud tetap akan meminta laporan pengukuran keberhasilan program dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Adapun instrumen pengukuran yang digunakan antara lain asesmen kompetensi minimum, survei karakter untuk SD dan SMP, serta capaian pertumbuhan dan perkembangan anak untuk PAUD.

“Sekali lagi, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan perhatian besar terhadap program ini. Kami yakin penguatan gotong-royong membangun pendidikan ini dapat mempercepat reformasi pendidikan nasional yang diharapkan kita semua," tutup Nadiem.(esy/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
POP   Dana POP   Nadiem Makarim   Mendikbud   Muhammadiyah   NU   PGRI  

Terpopuler