KOBA- Ratusan karyawan PT Koba Tin yang tergabung dalam PUK (Pimpinan Unit Kerja) SPSI, pekerja out sourching, kontraktor, dan para pekerja yang tergabung dalam KSO (Kerjasama Operasi) menggelar aksi damai di Kantor DPRD Bangka Tengah (Bateng)Adapun massa yang berjumlah 215 orang tersebut mendatangi DPRD Bateng guna menyampaikan aspirasi mengenai moratorium ekspor timah yang berlaku saat ini di Babel
BACA JUGA: Menteri Kapal Bantuan Pemerintah Diawasi
Aksi demo ini dipicu karena sempat dihentikannya ekspor balok timah PT Koba Tin beberapa waktu yang lalu oleh ITA (Indonesian Tin Association) yang dinilai oleh para karyawan dan mitra kerja PT Koba Tin, bisa merugikan 9.000 lebih orang yang menggantungkan hidupnya pada perusahaan timah milik swasta asing tersebut. Aksi demo yang digelar di halaman gedung DPRD Bateng ini digelar pada Rabu (30/11) pagi, tepatnya pukul 10.00 WIB yang diterima langsung oleh Pimpinan DPRD Bateng beserta anggota lainnya
Dalam gelaran aksi tersebut, berbagai spanduk pun dibawa serta, seperti tolong jangan hambat ekspor timah kami dan kami perlu ekspor agar kami tetap survive
BACA JUGA: Menjelang Natal, Minyak Tanah Langka
Dalam orasinya, Gamal Simanjuntak yang merupakan karyawan PT Koba Tin meminta dukungan DPRD Bateng agar masalah ekspor PT Koba Tin dapat ditindaklanjuti bagaimana ke depannyaBACA JUGA: Pemkab Konut Minta TNI AL Tangkap Kapal Nikel Antam
Karena ribuan orang yang tergantung hidupnya dari PT Koba Tin secara langsung ini, mau bagaimana nasibnya," ujarnya berapi-api.Sementara para demonstran yang lainnya pun berteriak hentikan moratoriumSetelah diterima langsung oleh pihak DPRD Bateng, sebanyak 10 orang perwakilan demonstran diminta untuk mewakili rekan-rekannya guna melakukan dialog dengan DPRD Bateng, sedangkan ratusan demontran lainnya dengan sabar menunggu hasil dialog dengan pengawalan ketat dari aparat Polres Bateng dan Sat Pol PP BatengDialog pun akhirnya digelar selama satu jam setengah yang berakhir tepat pada pukul 11.30 WIB.
Dalam dialog, Ketua PUK SPSI PT Koba Tin, Zulkarnain menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan ratusan karyawan dan mitra kerja PT Koba Tin tersebutYaitu sehubungan dengan ekspor timah PT Koba Tin yang sempat dihentikan oleh pihak ITADikatakan Zul, --sapaan akrabnya--, ekspor merupakan ujung tombak perusahaanKalau ekspor terhenti, dari mana pembiayaan perusahaanSementara itu, yang tergantung terhadap Koba Tin secara langsung, jumlahnya mencapai ribuan
"Kami dari karyawan peduli akan hal ituKita tahu moratorium ini mulai berlaku sejak Oktober lalu hingga Desember ini, jika harga timah mencapai target sesuai dengan yang mereka inginkanTapi, kalau tidak tercapai, sampai kapan moratorium tersebut akan berlaku? Sementara dari ekspor itulah ketergantungan Koba Tin untuk membiayai operasional yang di dalamnya termasuk gaji para karyawan," ujarnya.
Selanjutnya, Zul berharap adanya perhatian dari DPRD Bateng terhadap permasalahan tersebut, agar ekspor timah Koba Tin tidak terhambat sesuai dengan moratorium tersebut"Jika ekspor dihambat, itu sama saja dengan mendzolimi kami, karena efek dari ekspor terhambat tersebut, bisa saja kami dirumahkan oleh pihak perusahaan," tegasnya seraya berharap dewan pun dapat mendukung ekspor timah Koba Tin.
Sementara itu, karyawan yang lainnya Gamal Simanjuntak menyoroti bahwa moratorium tersebut berdampak pada karyawan dan pekerja yang tergabung sebagai mitra kerja Koba Tin"Kami tidak tahu apa itu buyer, broker dan userYang kami tahu, kalau ekspor terhambat, itu bisa berdampak bagi karyawanApabila masih terjadi lagi ekspor balok timah Koba Tin ditahan, maka kami tidak segan-segan untuk membawa karyawan untuk mengawal guna mengamankan ekspor balok timah Koba Tin," ujarnya.
Sedangkan salah satu perwakilan dari pekerja kontrak (out sourching) Suhendra menuturkan, jika ekspor timah Koba Tin terhambat, mereka adalah pihak yang pertama kali akan terkena dampaknya secara langsung
"Mau makan apa anak istri kami Pak, kalau kami sampai terkena dampaknyaTolong pahami kondisi kami PakKami mendukung moratorium, tapi dampaknya bagi pekerja seperti kami pun harus dipikirkanKami berharap para dewan bisa peka akan hal ini," ungkapnya dengan lirih seraya menyatakan bahwa pihaknya butuh bukti konkrit dari para wakil rakyat tersebut, bukan hanya janji.
Menyikapi aksi demontrasi tersebut, Ketua DPRD Bateng Adet Mastur SH menyatakan dengan adanya aspirasi tersebut, pihaknya akan menindaklanjuti hal tersebut kepada instansi terkait"Ini adalah rumah rakyat, kami sangat menerima kedatangan rekan-rekan semuanya," ujarnya.
Lebih lanjut, Adet menegaskan bahwa DPRD dan Pemkab Bateng tidak pernah melarang atau men-stop ekspor timah Koba TinPihaknya juga tidak pernah meng-kambing hitamkan Koba Tin atas moratorium tersebut"Kesepakatan-kesepakatan dalam moratorium tersebut, kami tidak tahuKarena DPRD, khususnya di Bateng tidak pernah dilibatkan sama sekaliSaya tegaskan silakan Koba Tin ekspor balok timah, DPRD dukung ituKarena Koba Tin telah memiliki izin resmi mulai dari ekplorasi, produksi hingga ekspor balok timahDan itu legal," tegasnya.
Dikatakan Adet, berdasarkan pemberitaan media yang dibacanya, diketahui Koba Tin menandatangani juga moratorium tersebutHal itu tentunya sangat disayangkan oleh pihak DPRD Bateng"Mengapa Koba Tin harus tanda tangan moratorium itu? Ada atau tidaknya moratorium itu, ekspor timah Koba Tin tetap jalanUntuk itu, pihaknya pun akan memanggil pihak manajemen Koba Tin karena diketahui bahwa Direktur Financial PT Koba Tin Haerul telah menandatangani moratorium tersebutKami juga minta pihak karyawan bisa mempertanyakan hal ini kepada pihak manajemen Koba Tin secara jelas," pungkasnya seraya menegaskan kembali bahwa DPRD Bateng mendukung ekspor balok timah Koba Tin.(obh)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Disebut Menambang Ilegal, Antam Mengaku Kantongi Izin
Redaktur : Tim Redaksi