MotoGP Mandalika Sukses, Komisi X DPR Mengkritisi Hal Ini sebagai Bahan Evaluasi

Rabu, 23 Maret 2022 – 10:40 WIB
Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf mengkritisi sejumlah hal sebagai bahan evaluasi atas penyelenggaraan MotoGP Mandalika. Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Perhelatan MotoGP 2022 di Sirkuit Pertamina Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) selama 18-20 Maret dinilai sukses.

Namun menurut Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf, di balik kesuksesan tersebut terdapat beberapa catatan yang harus dijadikan bahan evaluasi.

BACA JUGA: Heboh Pawang Hujan di MotoGP Mandalika, Mbah Mijan Ungkap Fakta Ini, Anda Setuju?

“Ada poin penting yang memang harus kami koreksi, yaitu dari penyelenggaraan terutama masalah ticketing dan bagaimana transportasi pengunjung yang sudah beli tiket,” ungkap Dede Yusuf melalui keterangan tertulis yang diterima Rabu (23/3).

Seperti diketahui, beberapa hari yang lalu sempat viral di media sosial mengenai transportasi bagi pengunjung yang semrawut.

Pasalnya, jumlah bus yang tersedia tidak memadai sehingga banyak orang harus jalan kaki di tengah teriknya sinar matahari.

BACA JUGA: Seusai Gelar MotoGP Indonesia, Kawasan Mandalika Langsung Terendam Banjir

“Ini catatan penting bahwa dalam penyelenggaraan kita tidak boleh hanya fokus pada international guest-nya, tapi pengunjung yang membayar uang dua juta, tiga juta untuk tiket mereka juga berhak mendapat fasilitas," kata politisi Partai Demokrat itu.

Persoalan lainnya yang perlu dievaluasi terkait antrean pembeli tiket yang sampai berjam-jam.

BACA JUGA: Gegara Ini, Mas MF Keciduk Berbuat Terlarang di Sirkuit Mandalika

"Mestinya harus disiapkan dengan sarana-sarana, termasuk ticketing yang juga katanya sulit banget, antre ticketing sampai berjam-jam ini juga enggak bagus,” ungkapnya.

Selain mengevaluasi jalannya MotoGP, Komisi X DPR RI juga meminta Sirkuit Mandalika bisa menjadi sport tourism.

Dede Yusuf menyampaikan Sirkuit Mandalika adalah sirkuit dengan standar internasional sehingga harus ada kerja sama dengan industri sport otomotif dan pariwisata.

“Harus ada itu untuk meng-attract orang untuk datang dan menggunakan fasilitas. Kalau tidak race ini akhirnya tidak bisa termanfaatkan dengan optimal, padahal anggaran yang kita keluarkan triliunan di sana,” pungkasnya. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler