MPR Sosialisasikan Empat Pilar Lewat Tarian Aceh dan Debus di Banda Aceh

Kamis, 11 Maret 2021 – 17:44 WIB
Anggota MPR RI Fraksi PAN H. Nazaruddin Dek Gam, SH., dan Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi Setjen MPR Siti Fauziah, SE., MM., saat Pagelaran Seni Budaya dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Banda Aceh. Foto: Humas MPR RI.

jpnn.com, BANDA ACEH - Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bineka Tunggal Ika melalui metode pagelaran seni budaya (PSB) terus digencarkan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Salah satunya lewat PSB yang digelar di Gedung ITLC Banda Aceh, mengangkat 'Tarian Aceh dan Debus' oleh Sanggar Seni Gemilang, Rabu (9/3).

BACA JUGA: HNW: Gencarnya Sosialisasi Empat Pilar MPR Harus Berujung kepada Implementasi

Acara ini dihadiri oleh anggota MPR RI (Fraksi PAN) H. Nazaruddin Dek Gam, SH., Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi Setjen MPR Siti Fauziah, SE., MM., Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Tgk. Zainun Muhammad, Kepala Dinas Parawisata Kota Banda Aceh Iskandar, S.Sos., M.Si, Camat Jaya Baru Kota Banda Aceh, TM Syukri Wardana, S. STP, M.Si, serta masyarakat dan pelaku seni dari Kota Banda Aceh.

Nazaruddin mengatakan saat melakukan sosialisasi dengan metode PSB di Citeureup, Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu, dia sudah menyampaikan akan mengadakan juga di Banda Aceh dan akhirnya sekarang terwujud.

BACA JUGA: Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Habib Aboe: Saat Ini Kita Sedang Diuji

“Jadi ya memang sosialisasi itu bisa dilaksanakan dengan berbagai macam cara,” kata Nazaruddin dalam sambutannya.

Nazaruddin bahwa selain sebagai anggota MPR, dirinya juga pemilik klub sepak bola Persiraja Banda Aceh. 

BACA JUGA: Persiraja Banda Aceh Pasang Target Harus Lolos Fase Grup Piala Menpora 2021

Satu-satunya klub di Sumatera yang lolos ke Liga 1. Nah,

Nazaruddin pun sempat bertemu dan berdiskui dengan para pemain Persiraja.

Dia memberikan motivasi dan rasa optimistis kepada pemain bahwa klub bisa menjadi juara.

“Ketika para pemain berdiskusi dengan saya, Persiraja itu bisa juara atau tidak sih, insyaallah saya selalu menyampaikan optimistis Persiraja harus juara. Ini juga bagian dari salah satu metode sosialisasi Empat Pilar MPR RI melalui olahraga,” katanya.

Lebih lanjut Nazaruddin menjelaskan bahwa budaya di Aceh sangat banyak. Bukan hanya tari saman, ranup lampuan, maupun seni debus.

“Kalau ditampilkan semua mungkin tidak cukup waktunya, tetapi kami pilih saja seni yang mana bisa terkenang terus di hati masyarakat,” ungkapnya.

Nazaruddin menambahkan bahwa tahun depan dia akan meminta Sosialiasasi Empat Pilar MPR RI digelar di Meulaboh, tepatnya di kawasan makam Teuku Umar, pahlawan dari Aceh.

“Jadi dari Banda Aceh ke Meulaboh karena banyak peristiwa sejarahnya Aceh di sana, ya mohon Sekretariat Jenderal MPR dukung acara bersama ini,” katanya.

Nazaruddin menambahkan bicara Empat Pilar MPR RI tentu saja semua sudah paham.

Namun, Nazaruddin mengaku bila bicara Empat Pilar MPR RI di Aceh, selalu menekankan tentang NKRI.

“Bineka Tunggal Ika di Aceh tidak ada masalah, tidak ada konflik, tetapi NKRI perlu pemahaman lebih tajam lagi agar satu bahasa, satu bendera, satu bangsa,” ujar Nazaruddin.

Sementara itu, Siti Fauziah menyampaikan rasa syukur kehadirat Allah SWT karena bisa berkumpul di Gedung ITLC Kota Banda Aceh ini dalam keadaan sehat walafiat di tengah pandemi Covid-19.

Bu Titi, panggilan akrab Siti Fauziah menyatakan bahwa di sini protokol kesehatan tetap diperhatikan. Masyarakat wajib memakai masker. Ada pula disediakan hand sanitizer dan face shield.

“Saya merasa bangga, karena berapa kali melaksanakan pagelaran seni budaya di sejumlah provinsi dengan kesenian yang berbeda-beda, tetapi kali ini mengadakannya di Kota Banda Aceh yang akan menampilkan seni rapa’i debus dan kesenian khas Aceh seperti tari ranup lampuan serta senam kreasi Aceh perpaduan tarian dan lagu tradisional dari daerah Aceh,” papar Bu Titi.

Dia menjelaskan melalui sosialisasi Empat Pilar MPR RI dengan metode PSB ini pihaknya mencoba melestarikan kebudayaan-kebudayaan daerah.

“Hari ini ada tari ranup lampuan, ada debus, dan ada beberapa tarian lain yang mungkin nanti akan diperagakan yang akan disaksikan oleh anggota MPR dan kepala Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh,” katanya.

Menurutnya pula, saat sosialisasi lewat PSB di Bogor, Nazaruddin Dek Gam tetap menampikan seni tarian dari Aceh. Oleh karena itu, Bu Titi menegaskan, di mana pun sosialisasi dengan metode PSB digelar, kesenian Aceh harus tetap ada.

“Jadi, harus berterima kasih kepada anggota MPR dari Fraksi PAN ini, karena beliau sudah ikut serta melestarikan seni dan kebudayaan tradisional Aceh,” ungkap Bu Titi.

Lebih lanjut Bu Titi menegaskan bawah dalam seni budaya selain ada tuntutan melestarikan, juga ada panutan di dalamnya.

Dia mencontohkan tari saman misalnya.

Bila tidak kompak, kata Bu Titi, maka penari akan bertabrakan satu sama lain.

Jadi, kata Bu Titi, itulah perlunya persatuan menjadi bagian penerapan Empat Pilar MPR RI.

“Mudah-mudahan setelah menyaksikan pagelaran ini masyarakat bisa lebih aktif lagi untuk melestarikan kebudayaan tradisional Aceh, serta memahami makna dari Empat Pilar MPR RI, mengerti apa itu lembaga MPR RI,” kata Bu Titi. (*/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler