MS Hidayat Calon Tunggal Ketua Kadin

Jumat, 19 Desember 2008 – 09:43 WIB
JAKARTA – M.S Hidayat dipastikan bakal melanjutkan kepemimpinannya sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk periode 2009-2014Pengusaha properti tersebut menjadi calon tunggal pada Munas ke V Kadin yang digelar 20-22 Desember nanti.

“Munculnya nama Muhammad Sulaeman Hidayat sebagai calon tunggal ketua Kadin bukan berarti Kadin kekurangan kader, tapi demi menjaga kesolidan dunia usaha dalam menghadapi krisis pada tahun 2009,” ujar Ketua Komite Pengarah Munas V Kadin Sandiaga Uno Sandiaga di Menara Kadin, Kamis (18/12)

BACA JUGA: Dewan Minta RUU Antikrisis Baru

Selain membahas soal pemilihan Ketua Umum yang baru, dalam Munas di Hotel Sultan itu juga akan dibahas mengenai solusi mengatasi krisis finansial global.

Sandiaga mengatakan, munculnya nama MS Hidayat sebagai calon tunggal, bukan karena Kadin kekurangan sumber daya manusia, melainkan karena lebih mempertimbangkan kesolidan dunia usaha pada masa mendatang
Hingga penutupan pendaftaran calon Ketua Umum Kadin pada Jumat 21 November lalu, hanya MS Hidayat yang menyerahkan berkas

BACA JUGA: Pertamina : Pasokan Elpiji Segera Normal Lagi

“Dengan begitu MS Hidayat akan menjadi Ketua Kadin 2009-2014,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Sandiaga juga menjelaskan bahwa Munas kali ini tepat berada dalam situasi yang penuh tantangan bagi dunia usaha, seiring dengan belum meredanya krisis global
Maka itu, menurutnya, sangat perlu bagi Kadin untuk mengangkat isu-isu terkini mengenai bagaimana caranya dunia usaha Indonesia bisa bertahan menghadapi perlambatan ekonomi dunia

BACA JUGA: 2009, Holcim Rencanakan Akuisisi

“Salah satunya mengenai potensi daerah yang belum tergali dengan baik,” lanjutnya.

Sandiaga menambahkan, sedikitnya ada tiga isu sentral yang akan dibahas dalam Munas Kadin nantiYakni, mengenai pembangunan infrastruktur, penguatan ekonomi domestik dan kerjasama energi antara Indonesia dan Tiongkok“Selama lebih kurang delapan tahun, diskusi mengenai pembangunan infrastruktur memang telah digalakkan dari berbagai sisi, namun dalam kenyataannya hal tersebut belum cukup dibuktikan,” ungkapnya.

Dia mencontohkan, pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan di kawasan Indonesia timur pada 2006 baru mencapai 39,37 persen, sedangkan di kawasan barat Indonesia mencapai 60,63 persen“Pembangunan infrastruktur tersebut bukan hanya masalah bangun jalan, jembatan saja, tapi juga pembangunan infrastruktur di sektor pertanian, perikanan dan energiIni penting karena menjadi pendorong perekonomian,” tuturnya.

Selain itu, penguatan ekonomi domestik juga perlu dilakukan di tengah tertekannya ekspor Indonesia agar pertumbuhan ekonomi bisa dicapai sesuai dengan yang diharapkanCaranya, lanjut dia, bisa dengan memberikan stimulus yang bisa meningkatkan daya beli masyarakat, seperti misalnya meningkatkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR)“Karena UMKM itu tidak hanya melakukan konsumsi tapi juga produksi dan menyerap tenaga kerja,” jelasnya. (wir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... UU Batu Bara Tak Tegas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler