Mudik Dilarang, Rp 1,25 Triliun Gairahkan Perekonomian Jakarta Selama Lebaran

Jumat, 07 Mei 2021 – 23:00 WIB
Ketua Umum DPD Hippi DKI Jakarta Sarman Simanjorang. Foto: ANTARA/Ricky Prayoga

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang menilai, pengetatan larangan mudik untuk mencegah penyebaran covid 19 tahun ini,  berpotensi menggairahkan perekenomian di DKI Jakarta dan sekitarnya.

Hal ini disebabkan kondisi ekonomi yang mulai membaik dengan pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2021 walaupun masih terkontraksi -0,74 persen, namun sudah mengalami peningkatan dibanding kuartal IV-2020 sebesar -2,19 persen.

BACA JUGA: Anies Baswedan Optimistis Pemulihan Ekonomi Jakarta Paling Cepat

"Kemudian, adanya peningkatan jumlah perusahaan yang memiliki kemampuan membayar THR serta cairnya THR untuk ASN, TNI-Polri dan pensiunan," ujar Sarman dalam keterangannya, Jumat (7/5).

Menurut pria yang juga menjabat ketua umum Himpunan Pedagang Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta ini, biasanya uang THR mengalir ke daerah tujuan mudik.

BACA JUGA: HIPMI Jaya dan Peran Pemuda dalam Pemulihan Ekonomi Jakarta di Masa Pandemi

Namun, karena larangan mudik yang sangat ketat, uang tersebut berpotensi akan beredar di Jakarta dan sekitarnya.

"Diperkirakan warga Jakarta yang tidak pulang kampung akan ramai mengunjungi mall, hotel, restoran, café, pusat hiburan/wisata seperti Ancol, TMII, KB Ragunan, Monas, kota tua, Kepulauan Seribu dan lainnya di kawasan Bodetabek," ucapnya.

BACA JUGA: Pemulihan Ekonomi Jakarta, Bank DKI Kucurkan Kredit ke UMKM

Artinya, kata Sarman kemudian, akan terjadi transaksi ekonomi signifikan yang akan mengairahkan perekonomian Jakarta dan sekitarnya.

Menurut Sarman, biasanya setiap tahun sekitar tujuh jutaan atau setara 2,5 juta keluarga warga Jabodetabek mudik ke kampung halaman dan mengalirkan uang ke daerah mencapai Rp 10 triliun.

Namun, tahun ini keluarga di kampung hannya menerima kiriman uang lebaran karena larangan mudik.

Untuk mengisi liburan Idul Fitri tahun ini, maka warga Jabodetabek akan mengunjungi berbagai tempat santai bersama keluarga dan diperkirakan akan terjadi perputaran uang sebesar Rp 1,25 triliun.

Dengan asumsi per keluarga membelanjakan paling sedikit Rp 500 ribu selama liburan Idul Fitri 1442 H.

"Ini perkiraan perputaran uang paling rendah dan ada kemungkinan di atas itu. Dengan adanya perputaran tersebut akan meningkatkan konsumsi rumah tangga dan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta dan nasional," ucapnya.

Sarman kemudian memaparkan data Bank Indonesia yang menyebutkan peredaran uang dalam bentuk uang tunai selama masa Idul Fitri 1442 di seluruh Indonesia diperkirakan Rp 152,14 triliun.

Jumlah tersebut meningkat sebesar 39,33 persen dibanding tahun lalu sebesar Rp 109,20 triliun.

Jika perputaran uang ini terealiasi selama masa Idul Fitri, maka akan sangat efektif untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional di kuaral II-2021 yang dipatok diangka 7 persen, ,naik signifikan dari kuartal I-2021 yang masih minus 0,74 persen.

"Untuk mengantisipasi penyebaran covid 19 selama musim liburan Idul Fitri 2021 di DKI Jakarta dan sekitarnya, pemerintah saya kira dapat mempersiapkan satgas atau petugas keamanan untuk melakukan sosialiasi,pengawasan dan pemberian sanksi bagi pengunjung yang tidak disiplin melaksanakan protokol kesehatan," katanya.

Terutama tempat-tempat yang berpotensi bakal ramai dikunjungi, seperti mall dan pusat wisata.

Sarman lebih lanjut mengatakan, penting dipastikan setelah libur Idul Fitri tidak terjadi lonjakan penyebaran covid 19.

Karena dikhawatirkan dapat mengganggu berbagai aktivitas bisnis dan perekonomian.

Itulah sebabnya larangan mudik diberlakukan. Tujuannya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid 19.

"Kami mengajak seluruh warga Jakarta dan sekitarnya agar tetap merayakan Idul Fitri di rumah bersama keluarga. Namun, jika ada rencana ke luar rumah agar tetap disiplin dan taat melaksanakan potokol kesehatan, untuk keselamatan bersama dan percepatan pemulihan ekonomi nasional," pungkas Sarman.(gir/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler