jpnn.com - PALEMBANG - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan kasus penyakit gangguan ginjal akut pada anak harus ditangani serius agar tidak makin bertambah banyak yang terdampak.
Merujuk dari laporan Kementerian Kesehatan, kata dia, saat ini tercatat 200 anak usia 1-6 tahun di Indonesia yang diduga terjangkiti penyakit gangguan ginjal ini.
BACA JUGA: Okky Asokawati Sebut Penanganan Gagal Ginjal Anak Belum Maksimal, Ini Sebabnya
Dia menambahkan dari ratusan anak itu, lebih dari 50 persennya dinyatakan meninggal dunia setelah sebelumnya sempat menjalani perawatan medis di rumah sakit setiap daerah, tak terkecuali di Sumatera Selatan.
“Dari situ maka kita semua harus menanganinya secara serius,” kata Muhadjir kepada wartawan di Palembang, Sumsel, Kamis (20/10).
BACA JUGA: Marak Gagal Ginjal Akut, Heru Budi Hartono Pastikan Labkesda Siap
Menurut dia, saat ini pemerintah melalui Kemenkes dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) tengah melakukan kajian secara komprehensif.
Kajian dilakukan pemerintah ini sebagai upaya mitigasi dan penanggulangan penyakit dengan nama internasionalnya Acute Kidney Injury (AKI) yang sudah banyak menjangkiti banyak anak di dunia beberapa waktu terakhir itu.
BACA JUGA: Penggunaan Obat Sirop Disetop, Komisi IX DPR Minta IDAI, Kemenkes, dan BPOM Lakukan Ini
Dia mencontohkan pemerintah terus memastikan operasional rumah sakit setiap daerah memadai, melakukan pengecekan sampel pasien yang terpapar di laboratorium di Puslitbangkes.
“Jadi, pemerintah sedang menelaahnya lebih dalam dan komprehensif terkait ini. Tujuannya, jangan sampai berkembang lebih luas,” ungkap Muhadjir.
Menurut dia, kajian komprehensif itu juga melibatkan menteri perdagangan dan menteri perindustrian untuk menelisik obat-obat impor.
Sebab, lanjutnya, otoritas kesehatan melaporkan ada obat-obatan sirup yang diimpor dari negara luar, khususnya kawasan Asia Selatan, diduga mengandung zat berbahaya yang memicu penyakit gangguan ginjal akut.
“Kejadian ini seperti yang terjadi di Afrika. Sudah dikoordinasikan, untuk sementara jenis obat yang dicurigai sumber penyakit (gangguan ginjal akut) kita hentikan dulu. Menkes sudah menerbitkan semua imbauan ini ke setiap daerah,” papar Muhadjir Effendy.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan dr Trisnawarman mengatakan dua anak di daerah ini meninggal dunia diduga karena penyakit gangguan ginjal akut, pada Rabu 19 Oktober 2022.
Mereka berdua beberapa hari lalu di rujuk ke rumah sakit di Palembang guna menjalani perawatan intensif atas penyakit ginjal yang diderita.
Dari kedua pasien tersebut diketahui, satu orang merupakan warga Kota Palembang, dan satunya lagi warga Kota Jambi, Provinsi Jambi, berusia di bawah lima tahun.
Trisna menambahkan sesuai instruksi Kemenkes, pihaknya melakukan uji klinis, mengambil sampel dari pasien untuk diperiksa di laboratorium kesehatan. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan penyakit yang diderita apakah gangguan ginjal umum, atau gangguan ginjal akut yang berbahaya.
Mengingat, kata dia, Kemenkes mencatat penyakit tersebut per 18 Oktober 2022 sudah menewaskan 99 anak usia di bawah lima tahun yang tersebar di 20 provinsi.
"Ya, meski demikian masyarakat diharap tidak perlu khawatir karena kami sudah memiliki protap dari Kemenkes terkait penanganan lanjutan atau mitigasinya. Kami pun memastikan seluruh komponen dalam pelayanan medis di Sumsel memadai," kata Trisnawarman. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi