Muhammad Adhiyat, Si Imut yang Melejit Berkat Pengabdi Setan

Senin, 08 Januari 2018 – 06:24 WIB
Muhammad Ahdiyat. Foto: Jawa Pos

jpnn.com - Mereka yang sudah menonton Pengabdi Setan pasti tahu Ian. Lewat perannya itu, Muhammad Adhiyat, 6, menjadi bintang cilik yang bersinar terang di industri hiburan Indonesia.

Aktingnya sebagai Ian memang menjadi debut yang luar biasa. Adhiyat berhak atas tiga piala dari berbagai ajang penghargaan film Indonesia. Meliputi, Festival Film Indonesia (FFI), Festival Film Tempo (FFT), dan Piala Maya 2017.

BACA JUGA: 2017, Tahunnya Pengabdi Setan

”Aku jadi aktor cilik terbaik atau terpilih,” ucap Adhiyat riang.

Ditanya alasannya menyukai dunia akting, bocah yang hobi bermain game di gawai itu memberikan jawaban polos. ”Soalnya kalau akting kan banyak bergerak dan nggak bosen,” ujarnya.

BACA JUGA: Tanpa Bodi Seksi, Horor Lokal Berjaya di 2017

Dia mengaku pernah ikut kelas akting, tapi hanya sebentar. Semua aktingnya di Pengabdi Setan merupakan hasil arahan nan detail dari sutradara Joko Anwar.

Awalnya, Adhiyat lebih sering membintangi iklan. Sejak usia 8 bulan, wajah imutnya sering muncul di berbagai iklan.

BACA JUGA: Ungguli Raja Salman, Setya Novanto Dikalahkan Pengabdi Setan

Adhiyat sama sekali tidak malu ataupun takut jika harus berinteraksi dengan orang yang tidak akrab dikenalnya. ”Jika diminta tersenyum atau berekspresi, Adhiyat juga kooperatif,” kata sang ibu, Lidya.

Pada awal 2016, seorang teman Lidya secara diam-diam memasukkan nama Adhiyat ke daftar casting pemeran anak di Pengabdi Setan. Awalnya, Lidya ragu karena dirinya menganggap film horor memuat konten dewasa.

”Apalagi, Adhiyat ini anaknya penakut,” katanya, lantas tertawa. Dia tak yakin Adhiyat bisa memerankan karakternya dengan baik.

Lidya sempat menolak dan lebih memilih agar Adhiyat menekuni dunia iklan. Meski demikian, sang teman bersikeras agar Adhiyat mengambil kesempatan casting. Akhirnya, Lidya dan Adhiyat pun mengikuti casting.

”Tapi, kami berdua sama sekali nggak ada harapan atau ekspektasi bisa lolos, lho,” tambah Lidya.

Saat casting, Adhiyat diminta mengikuti arahan dari Joko sebagai caster sekaligus sutradara. Dia diminta mengucapkan beberapa kalimat dengan bahasa isyarat dan ekspresi. ”Pas itu disuruh bilang ’I love you’,” kenang Adhiyat.

Tak disangka, caster mengatakan kepada Lidya bahwa anaknya masuk shortlist alias kandidat terkuat. Padahal, bocah kelahiran Bekasi, 28 Februari 2011, itu sama sekali tidak punya pengalaman atau bekal akting.

Setelah serangkaian proses, Adhiyat ditetapkan sebagai pemeran Ian, bocah tunarungu. Karakternya minim dialog, tapi harus berkomunikasi dengan bahasa isyarat dan ekspresi.

Untuk ekspresi, Adhiyat sudah terlatih lewat pengalaman tampil di iklan. Lantas, untuk bahasa isyarat, Adhiyat dilatih Surya Sahetapy selama dua minggu.

Sulung tiga bersaudara tersebut cukup cepat menghafal bahasa isyarat. Untuk dialog, Adhiyat hanya perlu menghafal dua dialog.

Selama hampir tiga minggu syuting di Pengalengan, Bandung, Lidya mendampingi Adhiyat. Demi kelancaran, para cast tidak diperbolehkan kembali ke Jakarta.

Untungnya, saat itu Adhiyat masih TK sehingga jadwalnya masih fleksibel. ”Sekolah sudah tahu dan alhamdulillah Adhiyat bisa lulus TK dengan baik walau sempat syuting,” tutur Lidya.

Selama syuting, Joko sebagai sutradara punya pendekatan yang bagus untuk Adhiyat. Di sela syuting, Joko sering mengajak aktor yang suka menonton film kartun itu bermain.

Cara Joko mengarahkan pun sangat bersahabat. ”Kalau aku nggak syuting, Om Joko sering ajak aku duduk dekat kamera,” ujar Adhiyat.

Kerisauan Lidya terjadi juga. Syuting sering dilakukan malam, tata rias pemeran mayat hidup pun menakutkan. Akibatnya, Adhiyat beberapa kali menangis.

Bahkan, untuk adegan Adhiyat yang terakhir, syuting beberapa kali tertahan karena dia menangis ketakutan.

Rupanya, kerja sama antar pemain terjalin apik. Mereka menjaga agar mood Adhiyat kembali oke. Di base camp tempat pemain film beristirahat, Adhiyat bisa leluasa bermain.

Ada Endy Arvian dan Nasar Anuz, pemeran Toni dan Bondi, kakak Ian. Mereka mengajak Adhiyat bermain kartu di sela syuting. Adhiyat pun jadi betah dan bisa berakting dengan baik.

Sejak Adhiyat duduk di bangku SD pada Juli 2016, Lidya harus lebih sering berkomunikasi dengan sekolah. Salah satunya, ketika Adhiyat sering izin tidak masuk sekolah saat promosi Pengabdi Setan. Lidya pun kian selektif memilihkan kegiatan untuk Adhiyat.

”Pokoknya nggak boleh ganggu sekolah,” tegasnya.

Pada 2018 Adhiyat punya proyek syuting. Sebagian di antaranya berupa serial pendek di salah satu stasiun TV swasta. Saking menikmati asyiknya menjadi aktor, tiap malam Adhiyat selalu bertanya kepada Lidya.

”Bu, besok jadwal aku apa ya?” ujar Lidya yang menirukan Adhiyat, lantas tertawa. (*/c7/nda)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Joko Anwar Girang Pengabdi Setan Raih Nominasi di Ajang Ini


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler