Muhammad Ali Tolak Wajib Militer saat Perang Vietnam, Dibui 5 Tahun

Minggu, 05 Juni 2016 – 09:38 WIB
Muhammad Ali. Foto: AFP

jpnn.com - PHOENIX – Petinju terbesar yang pernah lahir di muka bumi ini, Muhammad Ali menghembuskan napas terakhirnya Jumat malam (kemarin pagi WIB) di rumah sakit negara bagian Arizona, kota Phoenix. The Greatest menjemput ajal pada usia 74 tahun.

Nama Ali bukan hanya besar melalui tinju. Dia panutan dalam menunjukkan keberanian memegang teguh prinsip hidup. Dia legenda lintas generasi. Namanya harum melebihi batasan ras, negara, warna kulit, maupun agama.

BACA JUGA: Muhammad Ali, Petinju yang Belum Bisa Disamai

Pada 1966, keberaniannya dalam menolak panggilan wajib militer saat akan dikirim sebagai angkatan bersenjata Amerika Serikat (AS) pada perang Vietnam membuat namanya makin dikenal dan mendapat simpati banyak pihak. 

Dia melakukan itu karena berkeyakinan perang tidak sesuai dengan ajaran islam yang dia anut. Padahal, akibat keputusannya itu, gelar juara dunia yang dia miliki harus dicabut. Dia juga divonis bersalah di pengadilan dengan hukuman dijebloskan ke penjara selama lima tahun oleh pemerintah AS. 

BACA JUGA: Arema Cronus Hadapi Ujian yang Sebenarnya

“Aku ingin dikenang sebagai seseorang yang tidak pernah menjual habis rakyatnya. Jika itu terlalu berlebihan, aku hanya ingin diingat sebagai petinju yang baik. Aku bahkan tidak akan keberatan jika kamu tidak menyebutkan sebaik apa aku,” ucap Ali suatu saat semasa hidup dilansir Associated Press. Kalimat itu dikeluarkan Ali saat ditanya ingin dikenang sebagai sosok seperti apa oleh generasi setelahnya.

Keinginan Ali terwujud. Sampai masa akhir hidupnya dia masih menunjukkan perhatian besar di dunia kemanusiaan Pada 2005, presiden AS saat itu George W. Bush menganugerahi petinju yang pernah naik ring sebanyak 56 kali ini dengan Presidential Medal of Freedom.

BACA JUGA: Diving Header Guerrero Antar Peru Menang Atas Haiti

Kota kelahirannya Louisville juga membangun Muhammad Ali Center. Tempat di mana semua orang bisa mempelajari perjalanan hidup Ali. Sekaligus mempromosikan sikap toleransi dan saling menghormati yang menjadi jalan hidup Ali selama ini. Selamat jalan The Greatest.(irr) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kosta Rika dan Paraguay Main Tanpa Gol di Copa America


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler