Muhammad Kece Babak Belur Dihajar Napoleon Bonaparte, Chandra Bilang Begini

Senin, 20 September 2021 – 17:30 WIB
Foto Muhammad Kece usai dihajar Irjen Napoleon Bonaparte. (Dok istimewa)

jpnn.com, JAKARTA - Ketua LBH Pelita Umat Chandra Purna Irawan menilai dugaan penganiayaan yang menimpa Muhammad Kece di Rutan Bareskrim merupakan pelajaran bagi siapa pun yang melakukan penistaan agama.

Muhammad Kece dihajar oleh Napoleon Monaparte hingga babak belur di Rutan Bareskrim Polri. Pelaku juga melumurinya dengan kotoran manusia.

BACA JUGA: Muhammad Kece Dihajar Napoleon Bonaparte, ART Ungkit Kasus Ahok, Bersiaplah Wahai Para Penista Agama!

"Dari sini terdapat pelajaran agar siapa pun tidak boleh menghina, merendahkan dan menistakan keyakinan orang lain. Terkecuali menyampaikan secara intelektual-keilmuan dan terukur," ucap Chandra kepada JPNN.com, Senin (20/9).

Chandra juga menduga sebelum terjadi penganiayaan yang diduga dilakukan Irjen Napoleon, bisa saja antara korban dengan pelaku terjadi diskusi.

BACA JUGA: Ali Kalora Ditembak Mati TNI-Polri, Abdul Rachman Thaha Angkat Bicara

Diskusi itu, kata Chandra, mengenai pernyataan Muhammad Kece yang dianggap ujaran kebencian dan penistaan agama.

"Saya tidak bisa menyalahkan tindakan Irjen Napoleon Bonaparte, karena bisa jadi atas dorongan pribadi yang merasa tidak terima nabi dan agamanya dihina," tandas Chandra.

BACA JUGA: Banyak Guru Honorer Tumbang saat Tes PPPK 2021, Irwan Fecho Sentil Nadiem

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (Waketum MUI) Anwar Abbas juga menilai apa yang menimpa Muhammad Kece merupakan pelajaran berharga.

Menurut dia, itu pelajaran agar semua pihak harus menahan diri untuk tidak melakukan pelecehan terhadap agama.

"Karena kita tahu Napoleon Bonaparte itu bukan orang sembarangan dan bukan orang yang tidak mengerti hukum, tetapi malah sangat-sangat mengerti, bahkan beliau adalah salah seorang penegak hukum," ucapnya kepada JPNN.com, Senin.

Pria yang akrab disapa dengan panggilan Buya Anwar itu menilai seorang Napoleon Bonaparte saja ketika agama disinggung dan direndahkan menjadi emosional.

Untuk itu, semua pihak hendaknya dapat mengambil pelajaran di mana setinggi dan sehebat apa pun jabatan orang tentang hukum, tetapi kalau agama dan keyakinannya diganggu, maka yang akan berbicara adalah keimanannya.

Menurut Buya Anwar, Napoleon sendiri juga mengaku sadar tindakannya itu menyalahi hukum. Jenderal polisi bintang itu bahkan menyatakan siap untuk menanggung apa pun risikonya atas kasus penganiayaan itu.

"Dari peristiwa ini, ke depan kita harus benar-benar bisa menyadari bahwa masalah agama itu sangat sensitif. Saya mengharapkan negara dan para penegak hukum hendaknya benar-benar cepat tanggap bila ada masalah-masalah yang menyangkut pelecehan terhadap agama," ujar Anwar Abbas. (fat/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler