Muhammadiyah dan NU Mundur dari POP Kemendikbud, Wakil Sekjen FSGI Bilang Begini

Kamis, 23 Juli 2020 – 23:22 WIB
Pengamat dan praktisi pendidikan Satriwan Salim. Foto: tangkapan layar/mesya

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim menilai mundurnya dua organisasi terbesar Indonesia yakni NU dan Muhammadiyah dari Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menandakan hilangnya legitimasi moral.

Sejarah republik ini membuktikan, dua organisasi massa Islam terbesar Indonesia ini menjadi tiang pancang, penjaga moralitas bangsa Indonesia.

BACA JUGA: Dana Hibah POP Kemendikbud Sebaiknya untuk Bantu Guru Terdampak Covid-19

"Mundurnya NU dan Muhammadiyah dari POP memberikan pesan kepada kita bahwa ada yang janggal dalam proses seleksi POP," kata Satriwan dalam pesan elektroniknya, Kamis (23/7).

Dia melanjutkan, NU dan Muhammadiyah sudah hampir satu abad menjadi jangkar dan pedoman moralitas republik ini. Aktivitas pendidikan yang mereka lakukan telah teruji masa sampai detik ini.

BACA JUGA: Pasutri Terbangun karena Suara Berisik di Dapur, Ternyata Anaknya Tengah Melakukan Perbuatan Terlarang

Mundurnya NU dan Muhammadiyah dari POP, kata Satriwan, sebagai pertanda dua organisasi Islam ini punya marwah. Sebab, tentulah tidak sembarangan dan tak asal-asalan sehingga mereka memutuskan mundur dari POP.  

BACA JUGA: Ketua Fraksi NasDem Sumut dr Tuahman Purba Positif Terjangkiti COVID-19

BACA JUGA: Dua Wanita Muda Tengah Menunggu Pria Hidung Belang di Kamar 329 dan 349 saat Digerebek

"Walaupun saya yakin sekali, tanpa POP dan Kemdikbud pun, NU dan Muhammadiyah tetap terdepan dalam bergerak di nusantara ini, mencerdaskan kehidupan bangsa," pungkasnya. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler