Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 1442 H Jatuh pada Kamis 13 Mei 2021

Senin, 10 Mei 2021 – 12:54 WIB
Ilustrasi - Tim Rukyatul Hilal Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kalteng mengamati posisi hilal 1 Syawal dengan teleskop terprogram di Menara Islamic Center, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Jumat (22/5/2020). ANTARA FOTO/Makna Zaezar/wsj.

jpnn.com, JAKARTA - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1442 Hijriyah atau Idulfitri 2021 jatuh pada Kamis 13 Mei. Penetapan itu berdasar metode hisab yang dipedomani.

"PP Muhammadiyah berdasarkan metode hisab yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid bahwa Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1442 Hijriah jatuh pada hari Kamis tanggal 13 Mei 2021," ujar Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto dalam konferensi pers yang dipantau dari Jakarta, Senin (10/5).

BACA JUGA: Cak Sodiq Jarang di Rumah Saat Lebaran, Ini Sebabnya

Adapun dasar penetapan 1 Syawal itu karena berdasarkan hasil pemantauan hilal, ijtimak atau konjungsi antara matahari dan bulan jelang Syawal 1442 H terjadi pada Rabu 12 Mei 2021 pukul 02.03.02 WIB.

Hilal sudah terwujud saat terbenam matahari di Yogyakarta.

BACA JUGA: 10 Anak Asuh Panti Asuhan Muhammadiyah Positif Covid-19

Pada saat terbenam matahari, bulan berada di atas ufuk.

Kemunculan hilal tersebut menandai 1 Syawal 1442 H jatuh pada Kamis 13 Mei 2021.

BACA JUGA: MUI Serukan Pemberian Sanksi Internasional terhadap Israel

"Pada saat matahari terbenam, kita memperoleh data tinggi bulan 5 derajat 31 menit. Artinya ketika matahari terbenam bulan masih di atas ufuk belum terbenam dengan ketinggian 5 derajat 31 menit," ujar pakar falak Muhammadiyah Oman Fathurrahman.

Oman menjelaskan apabila dalam hisab hakiki wujudul hilal, bulan baru kamariah dimulai ketika telah terpenuhi tiga kriteria berikut secara kumulatif.

Pertama, telah terjadi ijtimak (konjungsi), ijtimak itu terjadi sebelum matahari terbenam, karena satu siklus satu bulan secara astronomis dari konjungsi ke konjungsi, atau ijtimak ke ijtimak.

Kedua, ketika hari terjadinya ijtimak itu harus terjadi sebelum terbenam matahari, karena pergantian bulan harus sesuai dengan pergantian hari.

Terakhir, pada saat terbenamnya matahari, bulan masih di atas horizon atau di atas ufuk, untuk memastikan bahwa matahari berada di sebelah barat bulan dan bulan di sebelah timur matahari.

"Itu syarat-syarat terpenuhinya awal bulan," kata dia.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak umat Islam memanfaatkan waktu yang tersisa pada Ramadan kali ini dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT.

Selain itu, hasil dari berpuasa harus memiliki dampak dalam kehidupan sosial. Seseorang mesti menjadi pribadi yang sabar, welas asih, saling berbagi antarsesama di samping mempertebal keimanan kepada Sang Pencipta.

"Bagi kaum muslimin kami berharap bahwa puasa dan Idulfitri dijadikan momentum untuk menghadirkan praktik keberagamaan dan keagamaan yang bersifat serbabajik, serbabaik, dan menghindari segala hal negatif sebagai implementasi dari ketakwaan," kata Haedar.

Sementara itu pemerintah melalui Kementerian Agama akan menggelar Sidang Isbat penentuan awal Syawal 1442 Hijriyah atau perayaan Idulfitri yang jatuh setiap tanggal 1 Syawal penanggalan Hijriyah pada Selasa (11/5). 

"Isbat awal Syawal digelar 11 Mei 2021 atau 29 Ramadan 1442 H," ujar Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin. (antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler