MUI: Banyak Dai Terdampak Pandemi tetapi Luput dari Perhatian

Kamis, 16 September 2021 – 21:53 WIB
ACT memberikan dukungan kepada MUI membantu dai dan pesantren. Foto tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis menyatakan di masa pandemi Covid-19 banyak dai yang terkena dampak ekonomi.

Namun, mereka menjaga iffah atau kehormatannya sebagai seorang dai. 

BACA JUGA: NET dan ACT Bagikan 3.000 Makanan untuk Nakes dan Warga

"Kami menyaksikan langsung, banyak dai di rumah tidak punya gas, tidak punya beras, tetapi saat berangkat dakwah, mereka (para dai) seakan seperti orang kaya. Mereka memakai parfum dan baju bagus," ujar Cholil Nafis, Rabu(15/6). 

Fakta tersebut disadari oleh MUI dari laporan berbagai ormas yang berada di bawah naungannya, juga dari realitas langsung yang ditemukan di masyarakat. Namun, kondisi mereka sering luput dari perhatian.

BACA JUGA: MUI Dapat Dukungan Penuh dari ACT dan TNI/Polri dalam Penanggulangan Covid-19

"Hal ini berdampak pada berkurangnya kegiatan dakwah karena ketiadaan biaya, juga akibat adanya berbagai pembatasan aktivitas. Meski sebelumnya, kondisi ekonomi mereka juga tak lebih baik," tutur Cholil Nafis. 

Dijelaskannya para dai memang tidak akan menampakkan kekurangan itu.

BACA JUGA: ACT dan MUI Siapkan Layanan Antar Makanan ke Rumah Warga, untuk 2.000 Penelepon Tiap Hari

Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah itu, kerap ditemui banyak guru mengaji, imam salat, marbot masjid dan dai-dai kesulitan ekonomi.

Oleh karena itu, orang-orang yang diberi keluasan rezeki seharusnya mendukung Gerakan Nasional Sejahterakan Dai Indonesia yang dilakukan MUI bersama Aksi Cepat Tanggap (ACT). 

“Saya menyaksikan betul seorang dai (selama) 25 tahun merawat masjid, menjadi muazin, menjadi imam rawatib. Sampai sekarang di usia 55 tahun belum punya rumah. Seperti kemarin, kami lihat di Banten, sebulan dibayar Rp 50 ribu. Kira-kira makan apa? Semua karena pertolongan Allah. Itulah yang mengetuk hati kita semua yang punya kemampuan,” tambahnya.

MUI telah berupaya untuk memberi solusi atas permasalahan kehidupan para dai dengan memuliakan mereka dengan memberikan dana kehormatan sebagai solusi operasional dakwah mereka.

Gerakan Nasional Sejahterakan Dai Indonesia merupakan langkah selanjutnya untuk menjadi solusi konkrit mengatasi permasalahan itu. 

Cholil Nafis menegaskan MUI mendorong kebaikan ini agar diperluas. Bukan hanya di pusat, tetapi juga merata di berbagai daerah di Indonesia.

 “Jangan sampai ada ustaz atau kiai yang minta-minta karena jebol iffah-nya. Karenanya, gerakan ini juga menjadi syiar dakwah," tuturnya.

Sementara itu, ACT memberikan dukungan kepada MUI dengan bantuan biaya hidup untuk 1.000 dai dan bantuan operasional untuk 1.000 pesantren di tahap awal.

"Ini adalah bantuan kehormatan. Karena para dai adalah orang-orang terhormat yang harus dimuliakan,” kata Ketua Dewan Pembina ACT, Ahyudin. (esy/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
MUI   Dai   Pandemi COVID-19   dakwah   ACT  

Terpopuler