jpnn.com, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengomentari langkah Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta membentuk pasukan siber, di antaranya untuk membela Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Menurut Riza, semua organisasi punya hak yang sama membuat program yang bermanfaat bagi masyarakat.
BACA JUGA: Tak Ada Solusi dari Pemprov DKI, Daerah ini Tetap Langganan Banjir Selama Puluhan Tahun
Karena itu, dia mempersilakan MUI membentuk pasukan siber dimaksud jika tujuannya untuk kebaikan.
"Silakan saja, semua organisasi punya hak. Apa yang dinilai baik silakan dilaksanakan," ujar Riza Patria di Jakarta, Sabtu (20/11).
BACA JUGA: Menkominfo Bilang Begini Soal Industri Gim Dalam Negeri di Ajang IGDX 2021
Menurut Riza, gagasan pembentukan pasukan siber oleh MUI DKI Jakarta, merupakan bagian dari perkembangan zaman.
Memasuki era globalisasi saat ini, banyak warga dapat mengakses informasi melalui gawai pintar masing-masing.
BACA JUGA: Puluhan Guru dan Siswa Positif Covid-19, PTM Terpaksa Dihentikan
"Adanya tim siber ini diharapkan bisa turut mengawasi setiap informasi yang beredar di internet agar warga tidak mendapat kabar bohong, sekaligus memberi edukasi dalam memilah informasi," katanya.
Riza menjelaskan, pada zaman digital saat ini ada banyak media sosial sehingga tidak perlu membuat dan menyebarkan berita hoaks.
Setiap informasi di media sosial penting dicermati dan dicek kembali sebelum menyebarluaskannya.
"Jika menyebaran informasi salah, tentu ikut berdosa dan bisa berurusan dengan aparat hukum," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum MUI DKI Jakarta Kiai Munahar Muchtar mengatakan pasukan siber dibentuk untuk melawan pendengung yang menyudutkan ulama dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Alasannya, Anies dianggap sudah bekerja keras demi kepentingan masyarakat Jakarta, tetapi hingga kini ada pihak yang menyudutkan dengan menyebar berbagai informasi di internet.
"Beliau ini termasuk 21 orang pahlawan dunia. Berita-berita, saya minta MUI DKI yang mengangkatnya karena MUI mitra kerja dari Pemprov DKI Jakarta," katanya.
Pasukan siber ini bertugas melawan konten yang menyerang ulama dan Anies, dengan mengangkat informasi terkait keberhasilan dicapai melalui internet dan media sosial.
"MUI tidak usah takut untuk mengatakan yang haq itu haq. Saya punya prinsip, kalau berkaitan dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah tidak ada tawar menawar bagi saya," katanya.(Antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang