jpnn.com - LIMAPULUHKOTA -- Arisan seks yang digelar sejumlah pelajar di Sumatera Barat (Sumbar) mengundang perhatian Majelis Ulama Indonesia (MUI), ormas Islam, dan LKAAM Limapuluh Kota. Mereka pun menggelar pertemuan di kawasan Medan Nan Bapaneh, Tarantang, Harau, Kamis (1/5).
Dalam pertemuan tersebut, pengurus ormas Islam dan LKAAM juga membahas sejumlah fenomena lain yang terkait penyakit masyarakat. Termasuk, dugaaan maraknya judi dan adanya tempat produksi tuak.
BACA JUGA: Selain Arisan Seks, 200 Perempuan Hamil di Luar Nikah di Sumbar
Dalam pernyataan sikapnya, Ormas Islam dan LKAAM melihat, maraknya kasus seks bebas, kejahatan seks terhadap anak dan berbagai macam pekat, tidak hanya mengakibatkan rusaknya sosial masyarakat dan dapat mengancam kehidupan masyarakat.
Tapi lebih fatal, dapat menyebabkan murka Allah SWT, seperti diungkapkan dalam Al-Aqur"an, Surat Al-Anfal Ayat 25. Ketua MUI Limapuluh Kota, Buya Safrizon Azwar, mengungkapkan, sangat prihatin terhadap kasus maksiat dan pekat yang di Limapuluh Kota.
BACA JUGA: Gila, Pelajar SMA Sumbar Gelar Arisan Seks
"Kami minta, pemerintah daerah dan Muspida atau Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD)," kata Safrizon seperti dilansir Padang Ekspres (JPNN Grup), Jumat (2/5).
Hal senada juga diungkapkan Abdul Aziz Dt Gindo Malano, pimpinan Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM). "Pemerintah daerah harus memberikan perhatian yang serius terhadap berbagai masalah maksiat dan pekat ini," kata Buya Safrizon Azwar dan Abdul Aziz Dt Gindo Malano. (frv)
BACA JUGA: Dua Teman KD Juga Dicabuli Supir Angkot
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tahanan Gantung Diri di Polsek Duren Sawit
Redaktur : Tim Redaksi