Ketua MUI Umar Shihab, menyatakan, pihaknya bisa memahami perbedaan hari raya seperti yang ditetapkan PP Muhammadiyah
BACA JUGA: Syamsul Arifin Sakit, Diperiksa Sebentar
"Kami imbau kepada semua pihak untuk saling menghormati atas keputusan tersebutBACA JUGA: Mahfud MD Diminta Lindungi Refly
Seperti dilansir Kemenag, Utusan DDII, Syamsul Bahri mengatakan, upaya penyatuan kalender hijriyah menjadi hal yang mutlak
BACA JUGA: Idul Adha Ditetapkan 17 Nopember
Selama ini banyak sekte atau aliran yang penetapan hijriyahnya jauh perbedaannya.Persatuan Islam (Persis) menyoroti pentingnya kebersamaan dalam perayaan Idul Adha dan Idul FitriUntuk itulah, Persis mendorong untuk menyatukan metode dan kriteria dalam penetapan bulan hijriyah, baik hisab maupun rukyah, sehingga tidak ada lagi perbedaan.
Prof Thomas Djamaluddin, profesor riset dari LAPAN yang juga anggota BHR Pusat, juga sependapat agar disusun kriteria dan standar penetapan bulan hijriyah.
Sebelumnya, Ketua BHR Rohadi Abdul Fatah yang juga Direktur Urusan Agama Islam mengatakan, pihaknya telah melakukan rukyatul hilal (peneropongan bulan baru, red) pada hari Sabtu (6/11) yang bertepatan dengan akhir bulan Dzulkaidah di beberapa titik rukyat yang dimiliki Kementerian Agama, bahwa posisi hilal kendati berada di atas ufuk, tapi masih imkanurrukyah belum mencapai 2 derajat.
"Ijtima hari Sabtu, 6 November 2010 jam 11,52 ketinggian hilal pada -0 derajat sampai 1 derajat, posisi hilal masih belum terlihatDengan demikian, bulan Dzulqodah digenapkan (istikmal) menjadi 30 hari, sehingga tanggal 1 Dzulhijjah jatuh pada hari Senin, 8 November," kata Rohadi.(gus/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menpera: Hidup di Rusun Lebih Hemat
Redaktur : Tim Redaksi