jpnn.com, JAKARTA - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin menyatakan, kesenjangan ekonomi di Indonesia masih harus menjadi perhatian banyak pihak. MUI pun menganggap kesenjangan ekonomi di kalangan umat harus segera diperkecil melalui kerja sama berbagai pihak.
“Bahkan kesenjangan umat ini juga menjadi kepedulian Presiden Joko Widodo. Beliau mengatakan kesenjangan ekonomi ini sudah ada sejak lama dan berkomitmen untuk memperkecilnya, misalnya dengan redistribusi aset dan lain-lain. Kami tentu saja setuju karena pandangannya sama, kesenjangan ekonomi ini harus diperkecil,” kata Ma’ruf Amin kata dalam acara peluncuran program Arus Baru Ekonomi Indonesia Jakarta, Rabu (21/6).
BACA JUGA: Ternyata Ini Alasan Importir Berani Edarkan Mi Samyang Tanpa Label MUI
Program Arus Baru Ekonomi Indonesia merupakan program pemberdayaan ekonomi umat yang melibatkan banyak pihak termasuk pondok-pondok pesantren dan berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam. Progam ini diprakarsai oleh Medco Group, BUMN PT. Bahana Artha Ventura (BAV), dan MUI.
BACA JUGA: Berceramah di Mabes TNI, Kiai Maruf Amin Singgung Kelompok Intoleran
Sebagai tahap awal, sejumlah pondok pesantren, ormas Islam, koperasi, dan UMKM dari empat provinsi di Indonesia dilibatkan dalam program ini. Dua perusahaan inti dan Perusahaan Modal Ventura Daerah yang terafilisasi dengan BAV juga akan ikut dalam penandatanganan kesepakatan itu. Bersama Medco dan MUI, berbagai pihak yang akan terlibat dalam program juga akan melakukan penandatanganan nota kesepakatan (MoU) untuk beberapa pilot project penguatan ekonomi umat.
Pilot project yang akan diluncurkan dalam Program Arus Baru Ekonomi Indonesia ini di antaranya adalah Program Domba Nasional (Prodombas) yang melibatkan sembilan mitra usaha dan satu perusahaan inti di Provinsi Jawa Barat dan Banten. Selain itu, turut diresmikan “Program Konco Jagung” di Bojonegoro, Jawa Timur. Dan terakhir adalah “Program Pengasuhan Bisnis” yang melibatkan perusahaan, pondok pesantren, dan Perusahaan Modal Ventura Daerah.
BACA JUGA: Ada Mi Impor Mengandung Babi, Ini Saran dari MUI
Program Arus Baru Ekonomi Indonesia merupakan wujud nyata kemitraan antara ulama, swasta dan pemerintah untuk pemberdayaan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan umat.
Untuk Prodombas, selain diarahkan sebagai penguatan ekonomi pesantren dan ormas Islam yang dijalankan dengan semangat bergotong royong dan bermanfaat sebesar-besarnya untuk kesejahteraan umat, juga bertujuan mendorong pencapaian swasembada daging nasional dan peningkatan angka kecukupan protein hewani masyarakat Indonesia.
Sementara “Program Konco Jagung”, yang akan menempati 6.000 hektare lahan di Bojonegoro, Jawa Timur, diharapkan bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor jagung nasional yang setiap tahun mencapai 2,4 juta ton. Muara dari program ini adalah menguatnya perekonomian umat, terutama petani.
Sedangkan Program Pengasuhan Bisnis merupakan kolaborasi antara perusahaan dan UMKM yang sukses dibina oleh Perusahaan Modal Ventura Daerah dengan sejumlah pesantren. Kolaborasi ini diharapkan bisa menularkan semangat kewirausahaan komunitas pesantren dengan cara belajar langsung di UMKM atau pun perusahaan yang sudah sukses.
Kiai Ma’ruf menjelaskan bahwa Arus Baru Ekonomi Indonesia merupakan gagasan setelah MUI bertemu dengan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Program ini menekankan pembangunan dan pemberdayaan ekonomi umat dari bawah. “Hal ini supaya ekonomi tidak hanya berputar di atas saja,” ujarnya.
Sementara founder Medco, Arifin Panigoro, menegaskan bahwa ia mendukung gagasan MUI dan pemerintah untuk memperkuat ekonomi umat. “Pemerintah tidak boleh ditinggalkan sendirian dalam membangun ekonomi umat. "Swasta, ormas Islam, UMKM, dan yang lebih penting lagi pesantren, harus bergerak bersama mewujudkan kesejahteraan. Kita harus berada di garda depan untuk membangun ekonomi umat yang kokoh,” ujarnya.
Dengan adanya penandatanganan kerja sama ini, dia berharap gagasan-gagasan pengembangan ekonomi umat segera bisa dilaksanakan. “Paling tidak enam bulan setelah penandatanganan ini harus ada yang terealisasi,” katanya.
Kepala Staf Presiden, Teten Masduki, yang juga hadir dalam peluncuran program itu, menyatakan bahwa program ini merupakan bagian dari gagasan presiden untuk mengurangi kesenjangan ekonomi umat. “Faktanya kesenjangan memang ada, ini ibarat rumput kering yang mudah terbakar oleh isu apa saja. Jadi harus ditanggulangi,” ucap Teten.
Teten menambahkan, bahwa program pengurangan kesenjangan ekonomi umat seperti ini bisa dijalankan dalam tiga pilar, yaitu akses lahan, akses modal, dan akses pendidikan. Dengan tiga pilar itu diharapkan ekonomi umat bisa terangkat. “Indonesia sebenarnya punya potensi lompat jadi negara maju kalau tidak ada gejolak-gejolak politik, nah kesenjangan sebagai akar persoalan harus dikurangi,” katanya. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berkat Pancasila, Ramadan Tetap Damai
Redaktur & Reporter : Adek