MUI Pelajari Ekonomi Kreatif Berbasis Majelis Taklim

Minggu, 16 Oktober 2016 – 09:20 WIB

jpnn.com - CIBINONG-Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor dan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kecamatan Cibinong menyelenggarakan workshop Pemberdayaan Potensi Ekonomi Kreatif Berbasis Majelis Taklim di aula Kantor Urusan Agama Kecamatan Cibinong, Sabtu (15/10)..

Kegiatan ini juga bekerjasama dengan pemerintah setempat.

BACA JUGA: Industri Motor Sumbang 29 Persen Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Wirkshop diisi berbagai narasumber bagi karyawan KUA, MUI dan juga UPZ Kecamatan Cibinong. Narasumber pertama Elvi Anita Afandi, salah satu mahasiswi Pascasarjana STEI Tazkia angkatan tujuh.

Ia mengisi mengenai Pemberdayaan Ekonomi Kreatif berbasis Majelis Ta’lim (MT) di Kabupaten Bogor yang secara kuantitatif berjumlah 10 ribuan. "Ini dikelola secara profesional dengan mengindahkan kepengurusan yang solid," terangnya.

BACA JUGA: Bangun Apartemen Low-Rise, Pinjam Dana Rp 162 Miliar

Dia juga menyampaikan rasa keprihatinan terhadap pengelolaan dana zakat, yang belum banyak menyentuh ekonomi kreatif. Menurut Elvi, ini bukan semata masalah UPZ, tapi juga masalah pemahaman akan urgensi zakat itu sendiri sebagai instrumen mengentaskan kemiskinan.

Ke depan paradigma tentang pengelolaan zakat harus diperbaiki. Upaya promotif agar zakat ditunaikan pada lembaga resmi harus terus digalakkan. Pada dasarnya materi yang disampaikan Elvi bertujuan mengubah image building tentang pentingnya memberdayakan ekonomi umat melalui zakat.

BACA JUGA: Lepas Saham Baru Senilai Rp 40 Triliun

Dan Majelis Taklim bisa menjadi mitra yang tepat dalam membidik mustahik untuk diberdayakan, diberi pencerahan, pendampingan, pembinaan, dan pemantauan.

"Karena melalaui majelis taklim lebih efektif dan efisien dalam melakukan itu semua. Sebab, pertemuan majelis taklim cenderung rutin dengan tujuan lebih mendasar mengawal para mustahik menjadi muzakki," terangnya.

Ditempat yang sama, salah satu dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Tantan Hermansyah berbagi pengalaman tentang Bank Sampah yang didirikan dengan penuh perjuangan dan membuahkan hasil menggembirakan.

Masyarakat sekitarnya menjadi peduli sampah, peduli lingkungan, akrab satu sama lain, dan dapat menikmati hasil secara finansial. Tatan hanya perlu bekerjasama pengepul dan mengerahkan masyarakat sekitar rumahnya untuk memilah dan memilih sampah rumahan.(ran/pkl4/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengusaha Macau: Pangkalpinang adalah Mutiara Indah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler